Jakarta, Portonews.com – Kapal kargo MV Kuala Mas tenggelam di perairan Desa Bolok, Kabupaten Kupang, pada akhir pekan lalu, menimbulkan dampak serius bagi lingkungan dan ekonomi setempat. Selain menyebabkan kapal berbobot 6.007 GT tenggelam, insiden ini juga menyebabkan tumpahan minyak dan oli yang mencemari perairan sekitar Pantai Kupang. Tak hanya itu, muatan berupa semen dan beras yang ada dalam kontainer ikut tenggelam, memperburuk kerugian material yang ditaksir mencapai Rp 70 miliar.
Meski tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, Direktur Polairud Polda NTT, Kombes Pol Irwan Deffi Nasution, menyatakan bahwa pencemaran laut akibat tumpahan minyak dan oli sudah ditangani oleh pihak terkait. Pihak Polairud juga berkoordinasi dengan PT Pertamina untuk mengatasi dampak lingkungan dari insiden tersebut.
“Tumpahan minyak dan oli dari kapal menimbulkan pencemaran laut di sekitar lokasi kejadian. Kini tengah ditangani oleh pihak terkait, termasuk kami berkoordinasi dengan PT Pertamina,” ujar Kombes Pol Irwan Deffi Nasution pada Senin (23/12) seperti dilansir laman katantt.com.
Selain itu, Kombes Pol Irwan Deffi Nasution menambahkan bahwa Polairud telah mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan dampak dari insiden ini. Di antaranya dengan mengamankan jalur pelayaran di sekitar lokasi kejadian, berkoordinasi dengan Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) untuk melakukan pemeriksaan awal, serta menangani pencemaran laut yang disebabkan oleh tumpahan minyak dan oli.
Tim Ditpolairud Polda NTT juga melakukan upaya penyelamatan terhadap 20 awak kapal yang berada di dalam MV Kuala Mas. Mereka berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat ke Dermaga Dit Polairud Polda NTT di pelabuhan Desa Bolok, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang.
Kapal kargo tersebut tenggelam pada Sabtu (21/12/2024) pagi setelah bertabrakan dengan kapal tanker Maritim Khatulistiwa yang sedang berlabuh pada pukul 02.36 Wita. Benturan tersebut menyebabkan kapal miring hingga 10 derajat dan mengalami kebocoran. Nahkoda kapal, Patahuddin, berusaha membawa kapal ke lokasi yang lebih dangkal untuk dikandaskan, namun kondisi tersebut tidak memungkinkan. Akhirnya, kapal terbalik dan tenggelam sepenuhnya pada pukul 08.34 Wita.
Meski muatan kontainer sebagian besar tenggelam atau hanyut, pihak Polairud berhasil mengevakuasi seluruh awak kapal tanpa ada korban jiwa. Operasi penyelamatan melibatkan beberapa kapal patroli, termasuk KP P. Pomana, KP P. Tereweng, KP P. Adonara, dan KP P. Flobamora.
“Kami berhasil menyelamatkan seluruh awak kapal tanpa ada korban jiwa. Namun, sebagian besar muatan kontainer tenggelam atau hanyut di sekitar dermaga,” ujar Direktur Polairud Polda NTT, Kombes Pol Irwan Deffi Nasution.