Baghdad, Portonews.com-Kementerian Sumber Daya Air Irak (MoWR) berhasil menahan tumpahan minyak besar-besaran yang mencemari Sungai Tigris pada hari Senin, (4/11/2024), yang sempat mengancam pasokan air bagi jutaan penduduk di ibu kota, Baghdad.
Seperti dilansir dari kurdistan24.net, kontaminasi tersebut diduga berasal dari air banjir di dekat kilang minyak Baiji, yang terletak di Kegubernuran Salah al-Din. Tumpahan minyak ini sempat menimbulkan kekhawatiran tentang potensi gangguan pasokan air di wilayah yang bergantung pada sungai tersebut.
Dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Kementerian Sumber Daya Air, tumpahan minyak tersebut saat ini “dalam proses menghilang” berkat tindakan cepat yang diambil oleh pihak berwenang setempat. Otoritas Umum untuk Operasi Proyek Irigasi dan Penusukan (GIOIP) segera mengerahkan tim tanggap darurat untuk menahan penyebaran minyak ke hilir, menuju daerah-daerah seperti Tikrit dan Samarra.
Kepala Departemen Air Kegubernuran Salah al-Din, Ahmed al-Dulaimi, menjelaskan, “Tim kami telah bekerja tanpa henti sejak hari Minggu untuk mengatasi dampak hujan lebat dan banjir yang menyebabkan tumpahan minyak. Kami telah memobilisasi semua sumber daya yang ada untuk memastikan kontaminasi tidak menyebar lebih jauh, dan kami optimis bahwa kami dapat mengatasi masalah ini dengan cepat.”
Krisis ini pertama kali terungkap pada Minggu, (3/11/2024), saat tim di Departemen Air Kegubernuran Salah al-Din mendeteksi endapan minyak di Sungai Tigris dekat Tikrit. Insiden ini memaksa penghentian sementara dari beberapa fasilitas pengolahan air di wilayah tersebut, termasuk di Baiji, Tikrit, dan Al-Alam.
Namun, berkat respons darurat yang sigap, otoritas setempat berhasil mengendalikan penyebaran minyak, mencegah dampak yang lebih luas, termasuk ancaman langsung terhadap pasokan air bagi ibu kota, Baghdad. “Kita beruntung bisa menghindari dampak yang lebih besar pada pasokan air, berkat intervensi cepat tim tanggap darurat,” ungkap Dr. Hassan Ali, salah seorang pejabat di Kementerian Sumber Daya Air.
Pihak berwenang Irak terus memantau situasi dan melaksanakan langkah-langkah pembersihan dan perbaikan pada fasilitas pengolahan air di daerah yang terdampak. Sungai Tigris, yang mengalir sepanjang wilayah Irak dan menjadi sumber utama air bersih bagi jutaan penduduk, tetap menjadi perhatian utama dalam penanganan krisis ini.