Jakarta, Portonews.com – Pemerintah Singapura gelar latihan besar penanggulangan tumpahan minyak yang dilaksanakan di perairan lepas Terminal Pasir Panjang pada 11 Oktober 2024, empat bulan setelah insiden tumpahan minyak di pelabuhan Singapura mencemari pantai-pantai sekitar dan menimbulkan upaya pembersihan berskala besar.
Latihan yang diorganisir oleh Otoritas Maritim dan Pelabuhan Singapura (MPA) ini bertujuan untuk menguji koordinasi antara pemerintah dan industri dalam menangani situasi darurat serupa di masa mendatang. Menurut keterangan dari MPA, “Latihan tersebut dimaksudkan untuk menguji koordinasi antara Pemerintah dan industri serta respons mereka terhadap tumpahan minyak di Singapura.” Seperti dilansir dari laman The Starits Times (11/10).
Lebih dari 100 pejabat dari 18 lembaga pemerintah serta berbagai perusahaan ikut serta dalam latihan ini. Mereka melakukan berbagai simulasi, termasuk pengoperasian kapal yang dilengkapi dengan sistem penyemprotan minyak untuk menyemprotkan dispersan, bahan kimia yang digunakan untuk memecah minyak di permukaan laut. Kapal-kapal dari operator terminal di Pulau Jurong dan Pulau Bukom juga dikerahkan untuk berpartisipasi dalam simulasi penanganan tumpahan tersebut.
Pada latihan kali ini, sejumlah operator industri memasang oil boom, pelindung, penghalang apung yang digunakan untuk mengendalikan penyebaran minyak di laut, guna memfasilitasi proses pembersihan. “Pada latihan 11 Oktober, beberapa operator industri juga memasang penghalang apung, yang dikenal sebagai boom pelindung, untuk mengendalikan penyebaran minyak dan memfasilitasi operasi pembersihan,” tambah MPA.
Tak hanya melibatkan pemerintah dan industri, perwakilan dari kelompok pecinta alam dan masyarakat juga diundang untuk menyaksikan langsung simulasi di laut. Latihan seperti ini rutin diadakan setiap dua tahun sejak 1998, sebagai bagian dari upaya memperkuat kesiapsiagaan menghadapi tumpahan minyak di perairan.
Dalam mengatasi berbagai kasus tumpahan minyak, diperlukan peran serta berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan perusahaan jasa penanggulangan tumpahan minyak . Sebagai informasi tambahan di Indonesia terdapat perusahaan yang sangat mumpuni dalam hal penanganan tumpahan minyak untuk menjaga lingkungan laut dari pencemaran. Adalah OSCT Indonesia yang memiliki reputasi sebagai perusahaan profesional dan kompeten dalam menangani tumpahan minyak, dengan menyediakan pelatihan OPRC IMO LEVEL 1, 2, dan 3 yang diakreditasi dan disertifikasi oleh lembaga resmi.
OSCT Indonesia memiliki infrastruktur yang memadai, seperti lebih dari 44.000 meter oil boom dan 122 skimmers, serta 170 responder terlatih yang siap sedia. Pelatihan yang diberikan mencakup berbagai level, mulai dari First Responder yang dilatih untuk merespons insiden dengan efisien hingga Manajer Senior yang mengelola operasi penanggulangan minyak secara keseluruhan. OSCT Indonesia juga telah membuktikan kemampuannya dalam menangani insiden tumpahan minyak, seperti yang terjadi di Balikpapan pada tahun 2018, di mana mereka berhasil menyelesaikan operasi kontainmen dan pemulihan dalam waktu kurang dari dua minggu dengan melibatkan lebih dari 1000 personel dan 60 responden.