Jakarta, Portonews.com-Empat awak kapal keruk berbendera Belanda Vox Maxima menghadapi dakwaan atas dugaan peran mereka dalam menyebabkan tumpahan minyak terburuk di Singapura dalam satu dekade.
Insiden yang terjadi pada 14 Juni 2024 itu mengakibatkan sekitar 400 ton bahan bakar bocor ke perairan di lepas pantai Singapura.
Dilansir dari laman gcaptain.com, tabrakan itu terjadi di Terminal Pasir Panjang di Singapura, tempat Vox Maxima, yang dioperasikan oleh Van Oord yang berkantor pusat di Belanda, menabrak kapal bunker, Marine Honour, yang ditambatkan di samping kapal kontainer.
Tumpahan minyak berikutnya menyebar ke beberapa garis pantai termasuk East Coast Park, Labrador Nature Reserve, dan Sentosa di Singapura, dan bahkan mencapai garis pantai Johor di Kota Tinggi, Malaysia.
Keempat warga negara Belanda Merijn Heidema (25), Martin Hans Sinke (48), Richard Ouwehand (49), dan Eric Peijpers (55), didakwa berdasarkan Undang-Undang Perkapalan Niaga 1995 pada tanggal 6 November. Setiap anggota awak memegang peran tertentu selama insiden tersebut, dengan Ouwehand bertugas sebagai nakhoda Vox Maxima dan Sinke sebagai perwira yang bertanggung jawab atas jaga navigasi.
Insiden tersebut dilaporkan dimulai ketika Vox Maxima mengalami kehilangan kendali mesin dan kemudi secara tiba-tiba tepat sebelum bertabrakan dengan Marine Honour.
Menurut dakwaan, Ouwehand dan Sinke diduga gagal memastikan bahwa prosedur kemudi darurat diterapkan ketika daya darurat disalurkan ke pompa roda kemudi kapal. Heidema dan Peijpers, yang merupakan perwira yang bertugas mengawasi mesin, dituduh gagal menjaga cadangan daya yang memadai untuk perangkat kemudi kapal saat ruang mesin dalam keadaan siaga.
Proses hukum untuk keempat awak kapal akan terus berlanjut, dengan jadwal sidang berikutnya pada tanggal 4 Desember.