Jakarta, Portonews.com-Negara-negara yang berbatasan dengan Teluk Thailand baru-baru ini merampungkan seperangkat pedoman untuk mengelola penggunaan bahan kimia pendispersi untuk menanggulangi tumpahan minyak di wilayah tersebut.
Dilansir dari laman safety4sea.com, pedoman ini menekankan pendekatan terkoordinasi untuk menggunakan bahan kimia pendispersi, yang merupakan bahan kimia yang membantu memecah tumpahan minyak, meminimalkan kerusakan pada garis pantai dan lingkungan laut. Karena berbagai negara mungkin memiliki kebijakan yang berbeda-beda terkait penggunaan bahan kimia pendispersi, kerja sama regional sangat penting untuk memastikan respons terpadu dalam menghadapi potensi tumpahan minyak.
Pedoman tersebut merupakan hasil utama dari lokakarya yang diadakan di Bangkok dari tanggal 19-21 November 2024, yang diselenggarakan oleh Organisasi Maritim Internasional (IMO). Lokakarya tersebut mempertemukan 30 pejabat dari lembaga pemerintah di Kamboja, Thailand, dan Vietnam, bersama dengan para pakar industri.
Negara-negara ini, yang merupakan bagian dari inisiatif Kerja Sama Teluk Thailand, memiliki kepentingan yang sama dalam melestarikan keanekaragaman hayati, perikanan, dan industri pariwisata di wilayah tersebut, sehingga respons tumpahan minyak yang efektif menjadi prioritas tinggi.
Pembahasan dalam lokakarya tersebut difokuskan pada penguatan kolaborasi regional, dukungan terhadap upaya di dalam negeri, dan pengembangan strategi nasional dan regional untuk penggunaan dispersan, sejalan dengan Konvensi OPRC.
Pedoman yang telah difinalisasi merupakan pencapaian utama dari Rencana Aksi Strategis 2023-2027 untuk Kesiapan dan Respons Tumpahan Minyak, yang menandai langkah penting menuju kesiapsiagaan polusi yang lebih baik di Teluk Thailand.
Acara tersebut merupakan bagian dari Proyek GI SEA, yang didukung oleh Program Kerja Sama Teknis Terpadu IMO, dan bekerja sama dengan Kementerian Transportasi Thailand.