Tanjungpinang, Portonews.com – Sebanyak 6 anak buah kapal (ABK) KM Surya Hasil Laut-22 Bangka yang meledak di perairan Tanjungpinang, Riau, berhasil diselamatkan. Para ABK itu sempat terombang-ambing selama 1 jam lebih. Hal ini dikarenakan jarak kapal penyelamat Satria Jaya Baru 1 cukup jauh. Kapal ini datang setelah menerima sinyal Suar.
Para ABK itu adalah Sapriyadi, Suwoko, Nur Effendi, Hasbi, Riodi Pilman, dan Jamal. Nakhoda bernama Supeno dilaporkan tewas dalam insiden ini dan sudah berhasil dievakuasi. Sedangkan untuk ABK yang masih dalam pencarian tim SAR gabungan bernama Riko Sanjaya.
“Berdasarkan keterangan dari awak kapal kepada Polair, mereka sempat terapung sekitar 1 jam lebih. Baru kemudian diselamatkan KM Satria Jaya Baru 1, termasuk nakhoda kapal yang meninggal dunia (kondisinya terapung dekat tali),“ jelas Kepala Basarnas Bangka Belitung I Made Oka Astawa kepada detikSumbagsel, Sabtu (23/3/2024).
Perairan Pulau Dua Tanjungpinang: Peristiwa Meledaknya KM Surya Hasil Laut-22 Bangka
Peristiwa ini terjadi di perairan Pulau Dua Tanjungpinang, Kepulauan Riau, pada Kamis (21/3/2024). Basarnas Babel menerima informasi ada kapal terbakar dan seorang anak buah kapal (ABK) hilang, Jumat (22/3/2024). Kapal ini terbakar karena tanki BBM meledak.
Menurut pengakuan ABK yang selamat, kejadian itu tidak berlangsung lama, sekitar 10 menit. Sebagian ABK langsung terjun ke laut.
“Terjadi kebocoran pipa BBM menyemprot ke knalpot mesin hingga menimbulkan kobaran api yang besar. Kejadian sangat singkat kurang lebih 10 menit,“ kata Oka menjelaskan hasil pengakuan ABK selamat kepada Polair.
Pencarian Korban Hilang: Upaya Tim SAR Gabungan
Hari ini, tim SAR gabungan menerjunkan dua Rigid Bouyancy Boat (RBB) atau perahu karet untuk mencari korban hilang bernama Riko Sanjaya, usai kapal itu meledak dan terbakar.
“Hari ini hari kedua, kita meberangkatkan Rigid Bouyancy Boat dari Pangkalbalam dan Tanjungpinang. Kemarin hasil nihil,“ ungkap Kepala Basarnas.
Upaya Lanjutan: Fokus Pencarian Korban Hilang
Tim SAR gabungan terus melakukan upaya pencarian korban hilang dari kejadian meledaknya KM Surya Hasil Laut-22 Bangka di perairan Pulau Dua Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Dengan fokus pada pencarian korban hilang bernama Riko Sanjaya, dua Rigid Bouyancy Boat (RBB) atau perahu karet telah dikerahkan.
Menurut Kepala Basarnas, upaya pencarian hari ini merupakan hari kedua dari operasi ini. Dengan mengirimkan perahu dari Pangkalbalam dan Tanjungpinang, tim berharap dapat menemukan korban yang masih belum ditemukan sejak kejadian.
Kelangsungan Operasi: Kerjasama Tim SAR Gabungan
Kerjasama antara berbagai pihak dalam operasi SAR menjadi kunci dalam kelancaran pencarian. Tim SAR gabungan dari berbagai instansi terus bekerja sama untuk mencari dan menyelamatkan korban.
“Kerjasama antara instansi terkait seperti Basarnas, Polair, dan pihak lainnya sangat penting dalam kelancaran operasi ini,” ungkap salah satu anggota tim SAR.
Harapan untuk Keselamatan: Dukungan dari Masyarakat
Dukungan dari masyarakat juga menjadi bagian penting dalam upaya pencarian ini. Doa dan harapan untuk keselamatan korban serta apresiasi terhadap tim SAR menjadi semangat bagi para penyelamat di lapangan.
“Saya berharap operasi ini dapat berjalan lancar dan korban dapat segera ditemukan. Mari kita dukung dan doakan keselamatan para ABK yang masih dalam pencarian,” ujar salah satu warga setempat yang turut mengikuti perkembangan operasi SAR.
Catatan
Pengawasan Ketat terhadap Peralatan Kapal: Perlu dilakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap peralatan kapal, terutama yang berkaitan dengan penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya seperti BBM, guna mencegah terjadinya kecelakaan serupa di masa depan.
Pelatihan Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Bencana: ABK kapal perlu dilatih secara berkala tentang kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana di laut, termasuk cara bertindak dalam situasi darurat seperti kebakaran atau ledakan.
Peringatan Dini dan Komunikasi yang Efektif: Perlu ditingkatkan sistem peringatan dini dan komunikasi antar kapal serta dengan pihak penyelamat, sehingga respons terhadap kejadian darurat dapat lebih cepat dan efektif.
Kejadian meledaknya KM Surya Hasil Laut-22 Bangka di perairan Tanjungpinang, Riau, menunjukkan pentingnya kewaspadaan dan persiapan dalam menghadapi situasi darurat di laut. Berkat upaya tim SAR gabungan, sebagian besar ABK berhasil diselamatkan, meskipun masih ada korban yang belum ditemukan. Kerjasama antarinstansi serta dukungan dari masyarakat menjadi faktor penting dalam kelancaran operasi pencarian dan penyelamatan. Untuk mencegah kejadian serupa di masa depan, perlu adanya langkah-langkah preventif seperti peningkatan pengawasan peralatan kapal dan pelatihan kesiapsiagaan bagi ABK.