Jakarta, Portonews.com – Peristiwa kebocoran minyak dari pipa milik Shell pada Minggu pagi (20/24) mengundang perhatian dan memicu tindakan cepat dari pihak berwenang. Tumpahan yang terjadi sekitar pukul 5.30 pagi tersebut dilaporkan berhasil dihentikan, seperti yang disampaikan oleh Otoritas Maritim dan Pelabuhan Singapura (MPA).
Insiden ini terjadi antara Pulau Bukom dan Bukom Kecil, dan menjadi sorotan media serta publik. “Kami telah mengaktifkan spesialis tanggap darurat untuk membantu menangani situasi ini,” ungkap perwakilan Shell kepada CNA. Pihak Shell menyatakan bahwa upaya untuk mengendalikan tumpahan minyak telah berhasil dilakukan sekitar pukul 15.00 waktu setempat.
Sebagai bagian dari langkah-langkah pencegahan, pihak berwenang telah menempatkan booming penahan di lokasi kebocoran dan mengerahkan kapal-kapal yang dilengkapi dengan dispersan untuk membersihkan minyak yang terlihat. “MPA telah mengerahkan tujuh kapal MPA yang dilengkapi dengan dispersan bersama dengan kapal dari kontraktornya, Singapore Salvage Engineers,” tambah MPA.
Selain itu, MPA juga memanfaatkan teknologi modern seperti drone dan satelit untuk memantau perkembangan tumpahan. Hingga pukul 18.00, tidak ada penampakan minyak baru yang dilaporkan, dan keselamatan navigasi tetap terjaga tanpa ada dampak berarti.
Dalam konteks berita lain, perhatian publik juga tertuju pada CEO Nansen, Alex Svanevik, yang mengekspresikan kekecewaannya setelah ditolak izin tinggal permanen (PR) di Singapura melalui platform X. Ia mempertanyakan apa yang diperlukan untuk memperoleh PR di negara ini.
Di bidang ekonomi, hasil survei terbaru oleh Preply menunjukkan bahwa pekerjaan sampingan di Singapura dapat memberikan tambahan penghasilan yang signifikan, berkisar antara $10.103 hingga $21.153 per tahun. Pertanyaan kini beralih kepada jenis usaha sampingan mana yang paling menguntungkan di tengah dinamika pasar yang terus berubah.
Mengenai kebocoran, pihak Shell menegaskan komitmen mereka terhadap keselamatan dan kesehatan masyarakat serta lingkungan. “Kesehatan dan keselamatan masyarakat dan lingkungan adalah prioritas utama kami saat kami berupaya menyelesaikan masalah ini secepat mungkin,” kata perwakilan perusahaan.
MPA juga mengingatkan bahwa mereka telah meminta kapal-kapal yang lewat untuk menjauhi lokasi kebocoran, dan mengonfirmasi bahwa tidak ada dampak terhadap keselamatan navigasi. Ini menjadi perhatian, terutama mengingat insiden tumpahan minyak terburuk yang terjadi di Singapura pada bulan Juni lalu akibat tabrakan kecil di pelabuhan.
Sumber : channelnewsasia, bloombergtechnoz
Sebagai informasi tambahan di Indonesia terdapat perusahaan yang sangat mumpuni dalam hal penanganan tumpahan minyak untuk menjaga lingkungan laut dari pencemaran.
Dalam mengatasi berbagai kasus tumpahan minyak, diperlukan peran serta berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan perusahaan jasa penanggulangan tumpahan minyak seperti OSCT Indonesia dalam menjaga lingkungan laut dari pencemaran.
OSCT Indonesia memiliki reputasi sebagai perusahaan yang profesional dan kompeten dalam menangani tumpahan minyak, dengan menyediakan pelatihan OPRC IMO LEVEL 1, 2, dan 3 yang diakreditasi dan disertifikasi oleh lembaga resmi.
Sebagai informasi, bila terjadi tumpahan minyak di Indonesia, OSCT Indonesia siap untuk merespons dengan cepat dan efektif. Mereka memiliki infrastruktur yang memadai, seperti lebih dari 44.000 meter oil boom dan 122 skimmers, serta 170 responder terlatih yang siap sedia. Pelatihan yang diberikan mencakup berbagai level, mulai dari First Responder yang dilatih untuk merespons insiden dengan efisien hingga Manajer Senior yang mengelola operasi penanggulangan minyak secara keseluruhan.
OSCT Indonesia juga telah membuktikan kemampuannya dalam menangani insiden tumpahan minyak, seperti yang terjadi di Balikpapan pada tahun 2018, di mana mereka berhasil menyelesaikan operasi kontainmen dan pemulihan dalam waktu kurang dari dua minggu dengan melibatkan lebih dari 1000 personel dan 60 responden OSCT.
Maka dari itu, pentingnya kolaborasi dan kesadaran dari semua pihak untuk terlibat dalam upaya penanggulangan pencemaran minyak. Pelatihan yang berkelanjutan dan keterlibatan masyarakat dalam program-program pelatihan ini sangat penting untuk memastikan kesiapan dalam menghadapi insiden tumpahan minyak. Dengan kerjasama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan perusahaan seperti OSCT Indonesia, diharapkan dampak pencemaran minyak dapat diminimalkan, sehingga ekosistem laut dapat terjaga untuk generasi mendatang.