Jakarta, Portonews.com– Indonesia, dengan perairan yang luas dan sumber daya kelautan yang melimpah, menghadapi risiko tumpahan minyak sebagai ancaman serius terhadap keberlanjutan lingkungan lautnya.
Untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh kecelakaan kapal atau infrastruktur maritim lainnya, diperlukan latihan rutin yang melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk institusi pemerintah, pelabuhan, perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas (migas), hingga masyarakat.
Salah satu inisiatif latihan dilakukan SKK Migas bersama Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan dan perusahaan KKKS yang berada dalam area Jawa, Bali, Nusa Tenggara (Jabanusa), adalah dengan melakukan kegiatan Jabanusa Exercise Blue Water East Java Table Top & Wetdrill, Surabaya-Gresik, 10-11 Juli 2024.
Latihan gabungan penanggulangan tumpahan minyak di area Jabanusa ini diatur dalam beberapa tahap, dimulai dari simulasi skenario tumpahan minyak di perairan lokal. Pada hari pertama kegiatan, (10/7/2024), para peserta melaksanakan latihan bersama (wet drill) penanganan tumpahan minyak di Gresik. Kemudian, peserta diberikan peran dan tugas berdasarkan spesialisasi masing-masing serta dilibatkan dalam evaluasi dan debriefing untuk meningkatkan pemahaman dan respons tim dalam menghadapi situasi darurat, termasuk review wet drill.
Selanjutnya, di hari kedua, (11/7/2024), peserta berangkat menuju lokasi maspion jetty dan melakukan cek kesehatan. Setelah itu proses on board, dilanjutkan dengan wet drill, debriefing, serta review wet drill.
Latihan gabungan penanggulangan tumpahan minyak di wilayah Jabanusa tidak hanya merupakan bentuk persiapan teknis, tetapi juga investasi dalam perlindungan lingkungan laut dan keberlanjutan ekosistem pesisir. Dengan meningkatkan kesiapsiagaan dan koordinasi antarpihak, Indonesia dapat lebih efektif dalam melindungi lingkungan lautnya dari ancaman tumpahan minyak.