Jakarta, Portonews.com – Dalam sebuah siaran pers dari Kementerian Transportasi dan Komunikasi, Badan Transportasi dan Komunikasi Finlandia (Traficom), serta Penjaga Perbatasan Finlandia, negara tersebut mengumumkan upayanya untuk memperkuat jaringan respons tumpahan minyak di perairan Eropa. Hal ini dilakukan dengan mendesak Badan Keamanan Maritim Eropa (EMSA) agar menyebarkan kapal-kapal tanggap tumpahan minyak secara lebih merata, terutama di bagian utara Laut Baltik yang memiliki risiko tinggi.
Saat ini, jaringan kapal tanggap tumpahan minyak EMSA terdiri dari 14 kapal, namun hanya satu kapal yang ditempatkan di bagian selatan Laut Baltik. Padahal, risiko tumpahan minyak telah meningkat signifikan di Teluk Finlandia akibat sanksi internasional yang memaksa Rusia mengangkut minyak dengan kapal-kapal tua dan perlindungan asuransi yang minim. Kondisi musim dingin di wilayah tersebut memperburuk situasi, dengan kapal-kapal tua yang tidak dilengkapi untuk navigasi di es dan pemulihan minyak tumpah yang lebih sulit dan mahal, seperti dilansir dari laman valtioneuvosto.fi
Untuk mengatasi masalah ini, Finlandia mengusulkan EMSA untuk meluncurkan prosedur pengadaan kapal tanggap tumpahan minyak yang mampu beroperasi di kondisi es dan disesuaikan dengan situasi di bagian utara Laut Baltik. EMSA diharapkan dapat mengontrak kapal-kapal baru untuk memperkuat respons di wilayah tersebut, selain dari kapal yang sudah ada di bagian selatan.
Pada pertemuan Dewan Administratif EMSA di Lisbon, Portugal, tanggal 5-6 Juni 2024, Finlandia bersama Swedia dan Estonia akan menyelenggarakan acara sampingan guna meningkatkan kesadaran tentang risiko tumpahan minyak di Laut Baltik dan mendorong alokasi dana UE yang lebih besar ke wilayah ini. Päivi Antikainen, Direktur Unit Iklim dan Lingkungan di Kementerian Transportasi dan Komunikasi, juga akan bertemu dengan manajemen EMSA dan Administrasi Maritim Portugis.
Tujuan jangka panjang Finlandia adalah agar EMSA meluncurkan proses pengadaan pada tahun 2024-2026 untuk mengontrak kemampuan respons tumpahan minyak yang didanai Uni Eropa, khususnya di bagian utara Laut Baltik. Selain itu, amandemen Peraturan Pendirian EMSA yang sedang dibahas di UE akan memberikan EMSA kewajiban untuk menilai risiko bahaya lingkungan di seluruh perairan UE, yang akan menentukan penempatan kapal siaga EMSA di masa depan.