Jakarta, Portonews.com – Proses pengangkutan puing-puing di jembatan Francis Scott Key di Baltimore, Maryland, Amerika Serikat saat ini mulai dilakukan oleh petugas setempat. Puing-puing yang tersebar di sepanjang sungai Patapsco tersebut dapat memakan waktu lama untuk dibersihkan.
Pasalnya, terdapat saluran air besar dan gas alam yang melintasi dasar sungai dekat tempat jembatan dulu berdiri. Selain itu terdapat juga bahan berbahaya yang dibawa oleh kapal kargo asal Singapura, yang berpotensi menyebabkan pencemaran terhadap perairan di sekitar lokasi runtuhnya jembatan.
Ketua Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (National Transportation Safety Board – NTSB) Jennifer Homendy mengatakan ada 56 kontainer di atas kapal yang mengandung bahan berbahaya, termasuk bahan korosif, mudah terbakar, dan baterai lithium ion. Beberapa kontainer bocor dan ditemukan kilau di dalam air yang akan ditangani oleh pihak berwenang.
Selain itu juga dari laporan awal yang akan dirilis dalam dua hingga empat minggu kedepan, menurut memo Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur federal, terdapat sekitar 1,8 juta galon bahan bakar di dalam kapal kontainer Dali sehingga akan memperlama proses pembersihannya akibat tumpahan minyak.
Pihak berwenang AS telah mengerahkan sejumlah tongkang derek berkapasitas angkat mencapai seribu ton untuk membantu mengangkat puing-puing dari air. Mereka juga menurunkan tim pembongkar untuk memotong sebagian jembatan yang runtuh.
“Ini akan menjadi proses yang sangat kompleks,” ucap Menteri Transportasi AS Pete Buttigieg, seperti dikutip CNN, Minggu (31/3).
Sejumlah penyelam dari Kepolisian Negara Bagian Maryland juga dalam keadaan ‘siaga penuh’ untuk menangani berbagai situasi darurat jika ditemukannya korban jiwa lagi.
Otoritas Kota Baltimore, Amerika Serikat, sedang berupaya membuka rute alternatif sementara bagi kapal-kapal komersial. Namun tidak merinci kapan jalur alternatif itu akan mulai beroperasi.
Sementara itu, pelabuhan-pelabuhan di Pantai Timur AS mengubah jam kerjanya untuk menerima kargo yang dialihkan dari Baltimore, Bloomberg melaporkan.