Manggarai Barat, Portonews.com – Tim Search and Rescue (SAR) gabungan terus berupaya mencari dua nelayan yang hilang, Ramli dan Udin, di perairan Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kedua nelayan tersebut hilang setelah Kapal Motor (KM) Doa Ibu yang mereka tumpangi tenggelam di perairan Pulau Monyet pada Minggu, 15 September 2024. Dalam upaya pencarian yang dilakukan pada hari kedua, Senin, 16 September 2024, tim SAR melakukan penyisiran di perairan Labuan Bajo hingga radius hampir empat kilometer dari lokasi penemuan bangkai kapal.
Dalam pencarian ini, Tim SAR menggunakan berbagai metode, termasuk penyelaman dan penyisiran permukaan laut. Meskipun sudah berupaya maksimal, hingga saat ini hasilnya masih nihil. “Masih nihil. Penyisiran dua Nautical Mile (mil laut atau 3,7 km) dari TKP,” ungkap Koordinator Pos SAR Manggarai Barat Edy Suryono.
Penyisiran Perairan Labuan Bajo
Labuan Bajo menjadi fokus penyisiran oleh tim SAR gabungan yang terdiri dari beberapa instansi, antara lain Pos SAR Manggarai Barat, KSOP Labuan Bajo, Polda NTT, dan Mabes Polri. Upaya pencarian dilakukan dengan menggunakan kapal RIB Pos SAR Manggarai Barat, Searider KSOP Labuan Bajo, Searider Polda NTT, dan Searider Mabes Polri. Wilayah yang menjadi lokasi penyisiran mencakup perairan depan Hotel La Prima, Hotel Jayakarta, Pulau Sture, Pulau Monyet, dan kembali ke titik kejadian perkara (TKP).
Selain penyisiran permukaan, tim SAR juga melakukan penyelaman ke dasar laut di sekitar lokasi penemuan bangkai kapal tenggelam. Penyelaman dilakukan hingga kedalaman lebih dari 20 meter. Namun, upaya ini juga belum membuahkan hasil. “Penyelaman 20 sampai 23 meter,” ujar Edy.
Kendala dalam Pencarian
Di Labuan Bajo, tim SAR menghadapi sejumlah kendala selama proses pencarian. Salah satunya adalah kondisi dasar laut yang berlumpur tebal, sehingga menghalangi jarak pandang penyelam. Personel Pos SAR Labuan Bajo, Arif Rahmadan, menjelaskan bahwa lumpur tebal di dasar laut menjadi hambatan utama. “Kendala pada saat menyelam itu jarak pandang dengan lumpur tebal di dasar laut,” kata Arif pada Senin, 16 September 2024.
Kondisi ini menyebabkan jarak pandang menjadi sangat buruk, bahkan hingga kurang dari setengah meter. Ketika lumpur terangkat setelah terkena kaki penyelam, visibilitas semakin memburuk, membuat dasar laut menjadi sedikit terlihat gelap. “Gelap, jarak pandang kurang lebih setengah meter,” tambah Arif.
Pencarian Difokuskan di Sekitar Lokasi Kapal Tenggelam
Tim SAR Labuan Bajo memusatkan pencarian mereka di sekitar lokasi penemuan bangkai kapal tenggelam. Penyelaman dilakukan dalam radius 10 meter dari penemuan bangkai kapal di dasar laut, dengan kedalaman hingga 26 meter. Namun, karena medan pencarian yang sangat luas dan ketidakjelasan lokasi pasti hilangnya korban, proses pencarian menjadi lebih sulit.
Selain dengan metode penyelaman, pencarian korban juga dilakukan dengan menyisir perairan Labuan Bajo hingga radius ratusan meter dari lokasi penemuan bangkai kapal. Penyisiran ini melibatkan kapal-kapal milik Pos SAR Manggarai Barat, KSOP, dan Polairud, yang bekerja sama untuk menemukan dua nelayan yang hilang tersebut.
Pencarian Melibatkan Banyak Pihak
Labuan Bajo menjadi pusat koordinasi dari berbagai pihak yang terlibat dalam operasi pencarian ini. Tim SAR gabungan mengerahkan kapal-kapal milik Pos SAR Manggarai Barat, KSOP Labuan Bajo, serta dukungan dari Polda NTT dan Mabes Polri. Koordinasi yang baik di antara instansi terkait menjadi kunci dalam upaya pencarian ini. Kendati demikian, medan yang sulit dan kondisi alam yang kurang mendukung menjadi tantangan tersendiri bagi para petugas.
Edy Suryono, Koordinator Pos SAR Manggarai Barat, menyatakan bahwa upaya penyisiran perairan telah dilakukan dengan maksimal, namun hasilnya masih nihil. Penyelaman hingga kedalaman 20-23 meter juga belum menunjukkan tanda-tanda keberadaan kedua korban. “Penyelaman dan penyisiran telah kami lakukan sejauh mungkin, namun hingga saat ini belum ada tanda-tanda keberadaan korban,” jelas Edy.
Pentingnya Keberadaan Tim SAR di Labuan Bajo
Perairan Labuan Bajo yang sering menjadi jalur lalu lintas kapal nelayan dan wisatawan menjadikan keberadaan tim SAR sangat penting di kawasan ini. Koordinator Pos SAR Manggarai Barat, Edy Suryono, menekankan pentingnya kesiapsiagaan tim SAR dalam menghadapi situasi darurat seperti ini. Kesiapsiagaan dan kerja sama antarinstansi menjadi elemen kunci dalam operasi pencarian dan penyelamatan di wilayah perairan yang luas dan berbahaya.
“Wilayah perairan Labuan Bajo memang dikenal sebagai salah satu perairan yang ramai, sehingga potensi kecelakaan laut selalu ada. Oleh karena itu, kesiapsiagaan tim SAR sangat penting untuk melakukan penyelamatan secara cepat dan tepat,” ujar Edy.
Tantangan Kondisi Medan
Medan pencarian yang luas dan kondisi dasar laut yang berlumpur menambah kompleksitas operasi SAR ini. Tim penyelam harus bekerja ekstra hati-hati karena jarak pandang yang sangat terbatas. Lumpur tebal di dasar laut membuat visibilitas menjadi buruk, sehingga penyelaman harus dilakukan dengan perhitungan yang matang. “Penyelaman di dasar laut yang berlumpur tebal memerlukan keterampilan khusus, karena jarak pandang sangat terbatas dan bisa membahayakan penyelam,” jelas Arif Rahmadan, salah satu personel Pos SAR Labuan Bajo.
Selain itu, ketidakjelasan lokasi hilangnya kedua nelayan menambah tantangan dalam operasi pencarian. Meski sudah menggunakan berbagai metode, hasilnya masih belum sesuai harapan. Pencarian masih terus dilakukan dengan harapan dapat menemukan tanda-tanda keberadaan Ramli dan Udin.
Harapan dan Doa untuk Korban
Upaya pencarian di perairan Labuan Bajo terus dilakukan dengan berbagai metode, termasuk penyisiran permukaan dan penyelaman. Meski menghadapi berbagai kendala, tim SAR gabungan tetap berkomitmen untuk menemukan kedua nelayan yang hilang. Keluarga dan masyarakat setempat berharap agar pencarian ini segera membuahkan hasil.
“Harapan kami, semoga Ramli dan Udin bisa segera ditemukan. Kami juga mohon doa dari masyarakat agar proses pencarian ini dapat berjalan lancar,” ujar Edy Suryono. Tim SAR akan terus melakukan upaya terbaik dalam operasi ini, meski medan pencarian dan kondisi cuaca menjadi tantangan yang harus dihadapi.