Washington, Portonews.com – Survei terbaru yang dirilis oleh Arab News/YouGov pada Senin (21/10/2024) menunjukkan perubahan signifikan dalam preferensi politik masyarakat Arab-Amerika menjelang Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) yang akan datang. Berdasarkan hasil survei, Donald Trump unggul dari Kamala Harris di kalangan pemilih Arab-Amerika dengan 45 persen suara berbanding 43 persen.
Pergeseran ini dinilai mencerminkan kekecewaan Arab-Amerika terhadap kebijakan Presiden Joe Biden yang terus mendukung agresi Israel di Jalur Gaza, yang telah berlangsung selama lebih dari setahun dan menyebabkan lebih dari 42.500 korban jiwa. Dukungan AS yang tak kunjung berkurang terhadap tindakan Israel, menurut para pengamat, berkontribusi pada penurunan popularitas kandidat Demokrat, terutama di kalangan masyarakat Arab-Amerika.
Dilamsir dari Kompas.com, Trump, dalam kampanyenya, memanfaatkan situasi ini dengan menyoroti kepemimpinan Harris yang dianggapnya berpotensi memicu konflik lebih lanjut di Timur Tengah. “Jika Kamala mendapat empat tahun lagi, Timur Tengah akan menghabiskan empat dekade ke depan dalam kobaran api, dan anak-anak Anda akan pergi berperang, bahkan mungkin dalam Perang Dunia Ketiga, sesuatu yang tidak akan terjadi jika Presiden Donald J. Trump bertugas,” ujar Trump dikutip dari Al Jazeera.
Selain itu, survei menunjukkan 39 persen responden Arab-Amerika percaya bahwa Trump lebih mampu menyelesaikan konflik Israel-Palestina dibanding Harris yang mendapat 33 persen. Kendati demikian, kedua kandidat mendapatkan angka yang sama ketika responden ditanya tentang kebijakan siapa yang akan lebih baik untuk kawasan Timur Tengah secara keseluruhan.
Konflik Israel-Palestina menjadi isu utama bagi 29 persen responden Arab-Amerika, melebihi kekhawatiran terhadap masalah ekonomi (21 persen) dan rasisme (13 persen). Hilangnya dukungan terhadap Demokrat terlihat jelas, terutama setelah survei Arab American Institute pada awal Oktober yang menunjukkan bahwa dukungan terhadap Harris turun 18 poin dibandingkan dukungan untuk Biden pada pemilu 2020.
Namun, meski Trump berusaha menarik simpati pemilih Arab-Amerika, ia tetap menegaskan dukungannya yang kuat terhadap Israel. Trump menyebut dirinya sebagai “pemimpin AS yang paling pro-Israel sepanjang sejarah” dan bahkan menyatakan bahwa Israel akan musnah jika dirinya tidak terpilih kembali. Pernyataan ini diulang berkali-kali dalam kampanyenya, meski ia juga mencoba mendekati pemilih Muslim.
Dengan hasil survei yang menunjukkan keunggulan tipis bagi Trump, masa depan hubungan AS dengan Timur Tengah serta posisi Arab-Amerika dalam pemilu ini menjadi perhatian utama di minggu-minggu terakhir menjelang pemilihan. (*)