Jakarta, Portonews.com – Sumbangsih dan dedikasi bp Indonesia, sebagai operator Tangguh LNG, selama 20 tahun terakhir mendukung dan bekerjasama dengan pemerintah daerah dalam program pengendalian malaria di Kabupaten Teluk Bintuni berbuah rekognisi dan penghargaan dari Bupati Petrus Kasihiw.
Sertifikat penghargaan tersebut diberikan oleh Bupati Petrus sebagai bagian dari rangkaian upacara hari Kemerdekaan RI ke-79 di Kabupaten Teluk Bintuni yang di gelar pada tanggal 17 Agustus 2024 di lapangan Argosigemerai, Bintuni. ”Atas nama pemerintah daerah, saya berterima kasih kepada bp Tangguh atas andil dan kerjasamanya sejak tahun 2004 mendukung dan bekerjasama dengan Pemda melawan penyebaran malaria,” kata Bupati disaksikan oleh peserta yang mewakili berbagai jajaran pemerintah dan dinas terkait serta perwakilan masyarakat.
Sertifikat penghargaan tersebut diterima oleh perwakilan bp Indonesia, Sigit Wahyudi dari kantor perwakilan bp Bintuni. Sebagai salah satu wujud keberhasilan nyata kerjasama program malaria tersebut, Pemda Teluk Bintuni juga memberikan sertifikat “Kampung Bebas Malaria” kepada 119 kampung di kabupaten, sebagai bukti
bahwa tidak ada kasus malaria yang ditularkan secara setempat di kampung tersebut selama tiga tahun berturut-turut.
Selain sertifikat penghargaan terhadap bp, juga di berikan sertifikat terhadap dua staff dari Tangguh Public Health, yaitu Asep Setiabudi dan Muhammad Almahdi atas dedikasinya selama 20 tahun terlibat
aktif dalam program pengendalian malaria di Kabupaten Teluk Bintuni.
Program Pengendalian Malaria merupakan salah satu bentuk komitmen bp, dengan dukungan penuh SKK Migas, dalam bidang kesehatan melalui program Tangguh Public Health kepada pemerintah kabupaten Teluk Bintuni melalui Dinas Kesehatan. Salah satu bentuk intervensi program malaria yang
dikembangkan melalui dukungan bp adalah Program EDAT (Early Diagnosis and Treatment Melalui EDAT yang bertujuan untuk mengurangi kasus malaria di wilayah tersebut dengan deteksi dini kasus malaria dan akses terhadap pengobatan melalui keterlibatan masyarakat dengan bantuan Juru Malaria Kampung, yang mana para kader anggota dipilih dari masyarakat sekitar dan dilatih secara khusus diantaranya untuk memeriksa darah dan mengobati malaria di bawah pengawasan petugas kesehatan.
Program ini dikembangkan sebagai tanggapan atas tingginya kejadian (incidence) penyakit malaria dan
keterbatasan akses terhadap fasilitas kesehatan di Teluk Bintuni, di mana penyakit ini merupakan masalah kesehatan utama di Kabupaten Teluk Bintuni pada saat itu.
Pendekatan EDAT dalam program pengendalian malaria di kabupaten Teluk Bintuni berhasil mengurangi
incidence dan angka kesakitan malaria di masyarakat Teluk Bintuni.
Selain di Indonesia, program EDAT
juga telah diakui secara internasional dan mendapatkan penghargaan Inovasi Kategori Pelayanan Publik Terbaik dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di ajang United Nations Public Service Award pada tahun
2018 di Maroko. “Saya mengetahui betul karena saya juga terlibat langsung dalam program ini, dimana sejak 2004 bp
Tangguh telah mendukung program malaria di Kabupaten Teluk Bintuni, dan saya lihat kerjasama ini sangat berhasil, sehingga pada hari diberikan penghargaan kepada bp.
“Malaria tentu belum habis, sehingga harapan kami kedepannya Dinas Kesehatan akan terus bekerjasama dengan bp Tangguh untuk mencapai eliminasi malaria Kabupaten Teluk Bintuni di tahun 2027,” terang Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Teluk Bintuni, Frank D. Mobilala, SKM, M.Kes selepas
acara penyerahan sertifikat.