Jakarta, Portonews.com – Selama dua setengah tahun menjabat sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi semakin yakin, bahwa membangun peradaban dunia yang adil, setara, dan damai diperlukan sebuah persahabatan dalam konsep kekeluargaan gotong-royong.
“Singkatnya, Pancasila mesti menjadi falsafah dalam membangun peradaban kemanusiaan kontemporer,” katanya, seperti dikutip dari salah satu medsosnya, Senin (13/5/2024).
Menurutnya, “Kami, para Dura Besar negara-negara Asia, di antaranya: China, Jepang, Korea Selatan, India, dan Pakistan, mempunyai persahabatan yang sangat baik. Kami bisa bertukar pikiran, berbagi pengalaman dan informasi, dan seringkali juga membincangkan geopolitik”.
Menurut alumnus Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep Madura ini, para Duta Besar negara-negara Asia umumnya adalah diplomat karir, yang sudah malang- melintang dalam jagat diplomasi.
“Namun, satu hal yang saya rasakan mereka adalah sosok pembelajar dan pembangun jembatan yang baik,” tulisnya. Dalam konteks global, mereka bisa saja melihat pengelompokan dan peta geopolitik yang barangkali agak susah dipertemukan, tapi basis filosofis yang kokoh adalah dimensi persahabatan.
“Sebab itu, saya menyebut sebagai “Persahabatan Asi” atau dalam bahasa Arabnya “al-ukhuwwah al-asiyawiyyah”. Maka dari itu, saya optimis bahwa dalam konteks politik global, “persahabatan Asia” dapat menjadi solusi bagi kekusutan geopolitik saat ini,” tulisnya. Dan dalam konteks ini, Indonesia dapat menjadi salah satu aktor penting.
“Dalam setiap kesempatan di Tunisia, saya selalu memakai batik, kebanggaan kita semua. Dan di Tunisia batik yang selalu dipakai selalu mendapat pujian dari para kolega Duta Besar dan warga Tunisia,” ujarnya.