Gaza, Portonews.com – Militer Israel melancarkan serangan udara terhadap 45 target di seluruh Gaza pada Kamis (13/6). Serangan ini mencakup operasi darat dan serangan udara di Rafah, Gaza Selatan, serta operasi militer di bagian tengah Jalur Gaza. Tindakan ini merupakan bagian dari upaya Israel untuk menekan kelompok Hamas yang menguasai wilayah tersebut.
Pernyataan resmi dari militer Israel menyebutkan bahwa serangan ini merupakan respons terhadap serangan roket yang dilancarkan dari Gaza ke wilayah Israel. Serangan ini telah meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut dan memicu kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut.
Upaya Gencatan Senjata
Di sisi lain, Amerika Serikat sedang berupaya untuk mencapai gencatan senjata dalam konflik di Gaza. Penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, menyatakan bahwa beberapa perubahan yang diajukan oleh Hamas terhadap proposal gencatan senjata “sederhana dan kecil” dan dapat diselesaikan, sementara perubahan lainnya tidak sesuai dengan parameter yang ditetapkan oleh Presiden Joe Biden atau yang didukung oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Sullivan menekankan bahwa perundingan ini memerlukan waktu dan dilakukan melalui pembicaraan tidak langsung dengan pejabat Mesir dan Qatar. “Kami akan bekerja sama dengan Qatar dan Mesir. Qatar dan Mesir akan bekerja dengan Hamas. Qatar, Mesir, dan AS akan bekerja dengan Israel. Dan tujuannya adalah berupaya menyelesaikan ini secepat mungkin,” ujar Sullivan.
Pernyataan dari Pejabat dan Analis
Para pejabat AS mengungkapkan bahwa proposal gencatan senjata tersebut adalah usulan dari Israel. Sullivan menambahkan bahwa Israel mendukung usulan tersebut. Gerald Feierstein, direktur program untuk urusan Semenanjung Arab di Middle East Institute, menyebutkan bahwa perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas agak membingungkan.
“Ada pernyataan dari pemerintah Israel yang tampak menimbulkan keraguan mengenai apa yang diyakini Israel telah mereka setujui,” kata Feierstein. “Hamas juga mengatakan bahwa apa yang mereka terima secara tertulis tidak konsisten dengan apa yang mereka pahami dari pernyataan lisan. Jadi, tampaknya ada banyak yang tidak jelas di sana.”
Feierstein, seorang mantan duta besar, menambahkan, “Saya pikir jika kita sampai ke titik di mana para pihak benar-benar menyetujuinya … saya percaya kedua pihak akan mendukung perjanjian itu.”
Tahapan Proposal Gencatan Senjata
Proposal gencatan senjata yang diusulkan terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama mencakup penghentian pertempuran, pembebasan sebagian sandera dari Gaza, pembebasan sejumlah orang Palestina yang ditahan Israel, peningkatan bantuan kemanusiaan untuk Palestina, penarikan pasukan Israel dari daerah-daerah permukiman di Gaza, dan kembalinya warga sipil Palestina ke rumah-rumah dan permukiman mereka.
Tahap kedua bertujuan untuk menghentikan permusuhan secara permanen dengan imbalan pertukaran pembebasan seluruh sandera yang tersisa di Gaza dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza. Tahap akhir mencakup rencana rekonstruksi bertahun-tahun di Jalur Gaza, yang sebagian besar hancur akibat bombardemen Israel selama delapan bulan ini, serta pemulangan jasad para sandera yang masih ditahan di Gaza.
Dengan ketegangan yang terus meningkat dan upaya diplomasi yang berjalan lambat, harapan akan perdamaian di Gaza masih tergantung pada kesediaan semua pihak untuk mencapai kesepakatan yang adil dan berkelanjutan.
Reaksi dari Pihak Palestina dan Internasional
Di pihak Palestina, serangan Israel ini memicu kemarahan dan kecaman dari berbagai kelompok. Juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum, menyatakan bahwa serangan tersebut adalah tindakan agresi yang tidak dapat diterima dan bahwa Hamas akan terus membela rakyat Palestina. “Israel sekali lagi menunjukkan bahwa mereka tidak menginginkan perdamaian. Mereka menyerang kami tanpa ampun, dan kami akan terus melawan demi kebebasan dan martabat kami,” ujar Barhoum.
Sementara itu, berbagai organisasi internasional dan negara-negara lain juga turut memberikan tanggapan. Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, mengutuk kekerasan yang terjadi dan menyerukan kedua belah pihak untuk segera menghentikan pertempuran dan mencari jalan damai. “Kekerasan hanya akan membawa lebih banyak penderitaan bagi rakyat sipil. Saya menyerukan kepada semua pihak untuk menghormati hukum internasional dan hak asasi manusia,” kata Guterres.
Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza
Seiring dengan meningkatnya konflik, situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk. Banyak rumah dan infrastruktur hancur akibat serangan udara, membuat ribuan warga kehilangan tempat tinggal. Organisasi kemanusiaan internasional seperti Palang Merah dan UNICEF berusaha menyalurkan bantuan darurat berupa makanan, obat-obatan, dan perlengkapan penting lainnya.
Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell, menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi anak-anak di Gaza yang terkena dampak langsung dari konflik ini. “Anak-anak selalu menjadi korban terbesar dalam konflik semacam ini. Mereka kehilangan keluarga, rumah, dan masa depan mereka. Kami mendesak semua pihak untuk memberikan perlindungan kepada anak-anak dan memastikan bahwa bantuan kemanusiaan dapat disalurkan dengan aman,” ujar Russell.
Dampak Jangka Panjang Konflik
Konflik yang terus berlanjut di Gaza tidak hanya membawa dampak langsung berupa korban jiwa dan kerusakan fisik, tetapi juga dampak jangka panjang yang merugikan masyarakat. Ekonomi Gaza yang sudah lemah semakin terpuruk akibat blokade dan serangan berulang. Pengangguran dan kemiskinan meningkat, sementara akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan semakin terbatas.
Para analis memperingatkan bahwa tanpa upaya serius untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan, siklus kekerasan dan penderitaan akan terus berulang. “Penting bagi komunitas internasional untuk mendukung proses perdamaian dan rekonstruksi di Gaza. Hanya dengan cara ini, kita dapat memastikan masa depan yang lebih baik bagi warga Palestina,” kata seorang analis dari International Crisis Group.
Dengan demikian, situasi di Gaza tetap genting dan memerlukan perhatian serta tindakan segera dari berbagai pihak. Sementara serangan dan perundingan terus berlanjut, harapan untuk gencatan senjata yang efektif dan perdamaian yang abadi masih menjadi tujuan utama bagi semua yang terlibat.