Perairan Malaysia, Portonews.com – Kapal motor (KM) Tenaga Sakti mengalami kebakaran hebat di Perairan Malaysia pada Rabu (4/9/2024) sekitar pukul 14.00 WIB. Lima orang awak kapal (ABK) yang berada di dalam kapal tersebut berhasil selamat setelah dievakuasi oleh kapal KLM Merpati Jaya. Kapal ini sedang dalam perjalanan dari Batu Pahat, Malaysia, menuju Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, dengan membawa muatan logistik.
Kebakaran terjadi ketika kapal baru saja berlayar selama dua jam dari pelabuhan Castem Batu Pahat. Berdasarkan keterangan Prima Harrie Saputra, Kepala Unit Siaga SAR Kepulauan Meranti, para ABK melihat api pertama kali muncul dari ruang mesin. “Salah satu ABK melihat api di kamar mesin dan mesin kapal langsung mati. Seluruh kru berusaha memadamkan api menggunakan alat pemadam api ringan (APAR), tetapi api semakin membesar,” jelas Prima.
Melihat situasi yang tidak terkendali, kelima ABK menyelamatkan diri dengan melompat ke laut menggunakan pelampung keselamatan (life jacket). Beruntung, kapal KLM Merpati Jaya yang kebetulan melintas di sekitar lokasi kebakaran segera memberikan bantuan dan mengevakuasi para awak kapal.
Koordinasi Lintas Negara
Setelah evakuasi dilakukan, pihak SAR Kepulauan Meranti langsung berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Polisi Air (Polair), Pos TNI AL Selatpanjang, dan Maritim Batu Pahat, Malaysia. Kepala Kantor SAR Pekanbaru, Budi Cahyadi, melalui Prima Harrie Saputra, memastikan bahwa seluruh ABK sudah selamat dan sedang dalam perjalanan pulang ke Selatpanjang.
“Seluruh awak kapal KM Tenaga Sakti sudah diselamatkan dan dalam perjalanan kembali ke Selatpanjang,” ungkap Prima. Koordinasi dengan pihak Maritim Batu Pahat juga memastikan bahwa tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, meskipun kapal beserta muatannya tidak dapat diselamatkan.
Kronologi Kebakaran Kapal
KM Tenaga Sakti diketahui milik seorang pengusaha asal Selatpanjang bernama Binkun. Kapal ini membawa kertas sembahyang sebagai muatan utama dalam perjalanan dari Batu Pahat menuju Selatpanjang. Menurut Prima Harrie Saputra, kebakaran bermula sekitar dua jam setelah kapal meninggalkan pelabuhan.
“Saat api mulai terlihat, seluruh kru sudah berusaha keras memadamkan api. Namun, karena api semakin membesar, mereka memutuskan untuk menyelamatkan diri dengan cara melompat ke laut,” kata Prima. Berkat bantuan cepat dari KLM Merpati Jaya, seluruh ABK berhasil dievakuasi dengan selamat.
Kapal tersebut terbakar di perairan perbatasan antara Indonesia dan Malaysia, menyebabkan kerugian material yang cukup besar bagi pemiliknya. Namun, keselamatan para kru menjadi prioritas utama dalam kejadian ini.
Tiba di Selatpanjang
Setelah berhasil dievakuasi dan menjalani perjalanan kembali, kelima awak kapal akhirnya tiba dengan selamat di Selatpanjang pada Kamis (5/9/2024). “Alhamdulillah seluruh ABK sudah tiba di Selatpanjang dengan selamat,” jelas Prima Harrie Saputra.
Kebakaran KM Tenaga Sakti ini menjadi peringatan bagi para pelaut untuk selalu memperhatikan kondisi kapal sebelum berlayar, terutama sistem keselamatan di ruang mesin. Pihak berwenang juga menghimbau agar seluruh pelayaran mematuhi protokol keselamatan untuk meminimalkan risiko kecelakaan di laut.
Catatan:
Kebakaran yang terjadi pada KM Tenaga Sakti di Perairan Malaysia menegaskan pentingnya kesiapan dan kewaspadaan di laut. Meski kapal dan muatannya tidak bisa diselamatkan, seluruh awak kapal berhasil dievakuasi dengan selamat berkat bantuan cepat dari kapal KLM Merpati Jaya. Insiden ini melibatkan koordinasi lintas negara, termasuk SAR Kepulauan Meranti dan pihak Maritim Malaysia, yang menunjukkan kerja sama yang baik dalam penanganan kecelakaan maritim.
Penting bagi kapal-kapal yang beroperasi di laut untuk rutin memeriksa kondisi teknis, terutama sistem kelistrikan dan mesin, guna mencegah terjadinya kebakaran.
Seluruh kapal harus dilengkapi dengan alat pemadam api yang memadai serta pelatihan yang cukup bagi kru untuk menangani situasi darurat.
Koordinasi yang cepat antara negara-negara tetangga seperti Indonesia dan Malaysia harus terus dipertahankan dan ditingkatkan untuk mengantisipasi dan menanggulangi kecelakaan di perairan internasional.