Perairan Kepulauan Seribu, Portonews.com – Kapal Motor (KM) SALSABILA mengalami kebocoran akibat dihantam ombak di Perairan Pulau Gosong pada Minggu, 13 Oktober 2024, sekitar pukul 14.20 WIB. Kapal yang berangkat dari Pelabuhan Muara Angke dengan tujuan Pulau Kelapa itu terombang-ambing di lautan sebelum akhirnya hanyut hingga ke perairan Pulau Payung.
Informasi kebocoran pertama kali diterima oleh VTS Tanjung Priok dari KSOP Kepulauan Seribu, yang segera melaporkan situasi kritis tersebut kepada pihak berwenang. Menurut laporan, posisi kapal berada di perairan selatan Pulau Air ketika kebocoran mulai terjadi. Respon cepat dilakukan oleh Tim SAR gabungan yang terdiri dari Damkar, Basarnas, dan Dishub untuk menangani keadaan darurat ini.
Perairan Pulau Gosong menjadi lokasi kritis saat upaya penyelamatan dimulai. Pada pukul 14.30 WIB, Tim SAR mengerahkan Rescue Boat 03 unit 10.8 menuju lokasi kejadian, diikuti oleh unit 10.2 yang tiba pada pukul 14.50 WIB. Evakuasi berjalan dengan baik, dan seluruh penumpang serta awak kapal, yang berjumlah 32 orang, berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat.
Dilansir dari laman hubla.dephub.go.id, Saksi mata, salah satu penumpang bernama Buang Miharja, S.Sos., menyatakan bahwa setelah air mulai masuk ke dalam kapal, ia segera menghubungi piket Damkar Pulau Panggang untuk meminta bantuan. “Air cepat sekali masuk ke ruang penumpang, kami semua berusaha tetap tenang sampai bantuan datang,” ujarnya. Para korban kemudian dibawa ke RSUD Pulau Pramuka untuk pemeriksaan medis lebih lanjut.
Pulau Payung menjadi tempat di mana kapal KM SALSABILA yang mengalami kebocoran akhirnya ditarik untuk penanganan lebih lanjut. Pihak berwenang saat ini masih menyelidiki penyebab kebocoran tersebut, dan memastikan bahwa langkah-langkah perbaikan telah dilakukan untuk mencegah insiden serupa di masa mendatang. Sementara itu, pihak-pihak terkait dalam penyelamatan mendapatkan apresiasi atas kerja sama yang cepat dan efisien dalam menyelamatkan seluruh penumpang tanpa cedera.
Catatan
Kesimpulan dari insiden kebocoran KM SALSABILA di Perairan Pulau Gosong menunjukkan bahwa penanganan cepat oleh berbagai pihak dapat menyelamatkan nyawa dan mencegah kerusakan lingkungan yang lebih luas. Meski tidak ada tumpahan minyak dalam kejadian ini, hal tersebut tetap menjadi peringatan akan risiko pencemaran laut yang sering kali terjadi pada kecelakaan kapal di perairan. Dalam situasi serupa yang melibatkan tumpahan minyak, peran profesional dari perusahaan seperti OSCT Indonesia sangat dibutuhkan.
Sebagai perusahaan swasta yang berpengalaman dalam menangani tumpahan minyak, OSCT Indonesia memiliki kemampuan dan peralatan yang lengkap untuk menanggulangi situasi darurat pencemaran minyak. Mereka telah terbukti efisien melalui pelatihan berstandar internasional OPRC IMO Level 1, 2, dan 3, serta keberhasilan dalam menangani insiden tumpahan minyak besar seperti di Balikpapan pada tahun 2018. Kolaborasi dengan perusahaan seperti OSCT Indonesia dalam penanganan darurat sangat penting untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan laut, terutama di kawasan yang sering dilalui oleh kapal-kapal niaga dan penumpang.
Saran terkait dengan kejadian ini adalah pentingnya perencanaan dan latihan antisipasi terhadap insiden kebocoran atau tumpahan minyak di perairan, termasuk melibatkan perusahaan swasta profesional seperti OSCT Indonesia. Latihan rutin dan kesiapan peralatan yang sesuai standar dapat meminimalkan risiko pencemaran dan memastikan bahwa laut Indonesia tetap terlindungi dari kerusakan lingkungan akibat tumpahan minyak. (*)