Jakarta, Portonews.com – Menteri ESDM Arifin Tasrif menanggapi pernyataan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut tidak ada investor baru di bidang industri hulu migas.
Arifin mengatakan, sejatinya investasi sektor migas di Indonesia mulai menurun sejak tahun 2012 yang mana sejak saat itu banyak investor atau Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) migas di dalam negeri hengkang lantaran eksplorasi sumur migas yang ternyata kering atau dry hole.
“Jadi, dulu kan kita sempat (produksi minyak RI) peak ya 1,6 (juta barel per hari). Terus kemudian tahun 2012 Itu kejadian sudah ngebor besar, itu habis (investasi) US$ 2,5 miliar K3S itu dry hole,” jelas Arifin saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (16/8/2024).
Ditambah, kata Arifin, para investor migas dalam negeri sudah menemukan sumber migas baru di negara lain dengan kebijakan fiskal yang dinilai lebih menguntungkan.
“Kemudian juga dari situ di tempat-tempat lain (negara lain) udah mulai ketemu sumber-sumber (migas) baru. Jadi mereka pada pindah,” tambahnya.
Dengan adanya kebijakan fiskal investasi di luar negeri yang lebih menarik, Arifin menyebut para investor yang tadinya berinvestasi di Indonesia lebih memilih untuk berinvestasi negara lain yang dinilai lebih menguntungkan.
“Makanya kita harus memperbaiki kebijakan untuk bisa menarik investasi lain, itu saja,” bebernya.
Walaupun begitu, Arifin mengungkapkan bahwa saat ini potensi sumber migas di Indonesia sudah mulai membaik dengan ditemukannya banyak potensi sumber migas baru.
“Tapi sekarang Alhamdulillah makin banyak yang ketemu potensi,” tandasnya.
Dia mengatakan, untuk bisa menarik kembali investor untuk berinvestasi migas di dalam negeri, pihaknya saat ini tengah memperbaiki kebijakan yang mengatur investasi di dalam negeri.
“Itulah sekarang yang kita lagi rancang kemudahan-kemudahan fleksibilitas. Ya perizinan, fleksibilitas, kebijakan fiskalnya. Itulah yang banyak karena ini juga keterkaitannya dengan instansi lain,” tandasnya.
Jamak diketahui, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, rendahnya iklim investasi migas di Indonesia dalam waktu 30 tahun terakhir.
“Saya meminta mereka (gugus tugas) untuk mengidentifikasi mengapa selama 30 tahun terakhir kita memiliki sangat sedikit, mungkin nol investasi baru di bidang migas. Jawabannya adalah ini ada 11 hal yang harus kita perbaiki,” ujar Luhut.