Jakarta, Portonews.com – Harga minyak kembali mencatatkan rekor mingguannya karena harapan untuk gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas tampaknya memudar.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (10/2/2024), harga minyak mentah naik tipis pada hari Jumat dengan West Texas Intermediate kontrak untuk bulan Maret bertambah 62 sen menjadi USD 76,84 per barel. Brent kontrak diselesaikan pada USD 82,19 per barel, naik 56 sen.
Berdasarkan harga yang ditetapkan, baik minyak mentah AS dan patokan global mengakhiri minggu ini dengan kenaikan lebih dari 6% karena konflik di Timur Tengah yang berlarut-larut dan belum terlihat akan berakhir.
Israel terus melanjutkan perangnya di Gaza, dengan membombardir kota selatan Rafah di perbatasan Mesir setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menolak usulan gencatan senjata yang diajukan Hamas.
Dan AS membunuh seorang pemimpin senior militan dalam serangan pesawat tak berawak di Bagdad minggu ini, sehingga meningkatkan ketegangan dengan pemerintah Irak, produsen minyak utama.
Minyak sering kali muncul di tengah ketegangan di Timur Tengah, namun harga minyak kesulitan untuk keluar dari kisaran tersebut karena konflik tersebut sejauh ini tidak menyebabkan gangguan besar terhadap pasokan minyak mentah.
Fundamental penawaran dan permintaan juga telah membebani harga dalam beberapa bulan terakhir, karena rekor produksi AS dan melemahnya perekonomian di Tiongkok membuat beberapa pedagang khawatir bahwa pasar mengalami kelebihan pasokan.
Namun harga minyak mentah mendapat dukungan minggu ini setelah Departemen Energi AS memperkirakan bahwa produksi di AS akan tumbuh lebih lambat tahun ini dibandingkan perkiraan semula. Departemen ini memperkirakan sedikit defisit pasokan global tahun ini.