Jakarta, Portonews.com – Harga minyak dunia mencatat kerugian mingguan ketiga berturut-turut pada hari Jumat. Harga minyak dunia amblas karena kekhawatiran bahwa permintaan mungkin melemah meskipun OPEC+ berencana untuk meningkatkan produksi.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (8/6/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Juli dipatok USD 75,53 per barel, turun 3 sen. Sejak awal tahun, minyak AS ini naik 5,4%.
Sedangkan harga minyak Brent untuk kontrak Agustus dibanderol USD 79,62 per barel, turun 25 sen. Sejak awal tahun, patokan harga minyak global ini naik 3,3%.
Harga minyak mentah AS dan patokan harga minyak dunia Brent dijual lebih awal dalam minggu ini setelah anggota OPEC+ mengumumkan bahwa mereka akan mulai menghapus pengurangan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari mulai Oktober. Data manufaktur AS yang buruk dan data gaji swasta yang lemah juga menekan pasar.
Harga minyak telah bangkit kembali selama dua hari terakhir dengan harapan bahwa suku bunga yang lebih rendah dapat meningkatkan permintaan, tetapi kedua patokan minyak mentah masih turun sekitar 2% untuk minggu ini.
Peningkatan produksi OPEC+ akan dimulai ketika kilang sedang dalam perawatan musim gugur dan kemudian meningkat seiring permintaan biasanya melemah menuju musim dingin.
Namun, para analis pasar minyak secara luas menggambarkan penjualan minggu ini sebagai reaksi berlebihan, dengan mencatat bahwa peningkatan produksi OPEC+ tidak dimulai hingga Oktober.
Sementara itu, keseimbangan minyak seharusnya mengetat karena pemotongan tetap berlaku selama musim mengemudi musim panas ketika permintaan biasanya meningkat, menurut JPMorgan.