Jakarta, Portonews.com – Harga minyak kompak bergerak lebih tinggi pada awal perdagangan pagi hari ini, menjadikan penguatan dua hari beruntun pada pekan ini setelah Departemen Energi Amerika Serikat (AS) mengatakan produksi minyak mentah akan tumbuh kurang dari perkiraan. Namun kenaikan harga minyak masih terbatas karena kemungkinan adanya gencatan senjata di Gaza.
Pada pembukaan perdagangan hari ini Rabu (7/2/2024), harga minyak mentah WTI dibuka menguat 0,26% di posisi US$73,5 per barel, begitu juga dengan minyak mentah brent dibuka lebih tinggi atau naik 0,17% di posisi US$78,72.
Pada perdagangan Selasa (6/2/2024), harga minyak mentah WTI ditutup melesat 0,73% di posisi US$73,31 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent terapresiasi 0,77% ke posisi US$78,59 per barel.
Harga minyak mentah WTI dan brent menguat pada perdagangan hari Selasa setelah Departemen Energi AS mengatakan produksi minyak mentah akan tumbuh kurang dari perkiraan. Akan tetapi penguatan harga minyak masih dibatasi karena kemungkinan adanya gencatan senjata jangka panjang dalam Perang Gaza.
Dalam prospek energi jangka pendek, Departemen Energi mengatakan produksi AS akan tumbuh sebesar 170.000 barel per hari (bpd) tahun ini, turun dari perkiraan kenaikan sebelumnya sebesar 290.000 barel per hari.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, dalam perjalanan ke Timur Tengah untuk mengakhiri Perang Gaza, mengatakan jawaban Hamas terhadap proposal gencatan senjata sedang ditinjau pada hari Selasa.
“Ada optimisme hati-hati di pasar bahwa Anda akan melihat gencatan senjata,” ujar John Kilduff, mitra Again Capital LLC, kepada Reuters.
Namun beberapa analis melihat harga minyak tertatih-tatih karena prospek Timur Tengah.
“Tuan Blinken sedang berada di luar negeri,” ujar Phil Flynn, analis di Price Futures Group. Banyak orang berpikir dia tidak akan mampu mencapai kesepakatan.”
Data persediaan yang akan dirilis pada hari Selasa dan Rabu diperkirakan akan menunjukkan berlanjutnya persediaan bensin dan solar yang kuat, menurut Flynn. Namun ke depannya, persediaan tersebut diperkirakan akan semakin ketat, tambahnya.
Data stok minyak mentah AS akan dirilis pada hari Selasa. Lima analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan rata-rata persediaan minyak mentah naik sekitar 2,1 juta barel dalam sepekan hingga 2 Februari.
Pabrik penyulingan sedang melakukan perombakan pabrik di seluruh negeri dan penghentian kilang BP di Whiting, Indiana pada minggu lalu akan membatasi produksi.
Pada saat yang sama, Amerika Serikat melanjutkan kampanye melawan Houthi yang didukung Iran di Yaman, yang serangannya terhadap kapal pengapalan telah mengganggu jalur perdagangan minyak global. Hal ini masih mendorong kenaikan harga minyak.
Serangan AS “tidak menunjukkan berkurangnya ketegangan”, menurut catatan Commerzbank Thu Lan Nguyen dan Carsten Fritsch.
Namun memburuknya ekspektasi permintaan membatasi kenaikan harga minyak.
Analis CMC Markets Leon Li juga mengatakan akan sulit untuk kembali ke level tertinggi sebelumnya, mengingat indikator ekonomi yang kuat dari AS kemungkinan akan kehilangan tenaga.
“PHK masih meningkat. Artinya dalam jangka panjang permintaan (minyak) akan menurun,” ujar Li, kepada Reuters.