Jakarta, Portonews.com – Harga minyak menguat pada perdagangan Kamis (18/1/2024). Hal ini terdorong perkiraan OPEC mengenai pertumbuhan permintaan minyak global yang relatif kuat selama dua tahun ke depan serta musim dingin yang berlangsung di wilayah bagian Amerika Serikat (AS).
Tim Research and Development ICDX mengatakan, dalam laporan bulanan OPEC menunjukan permintaan minyak dunia akan bangkit sebesar 1,85 juta barel per hari (bpd) pada tahun 2025 menjadi 106,21 juta barel per hari. “Pada 2024, OPEC memperkirakan pertumbuhan permintaan sebesar 2,25 juta barel per hari, tidak berubah dari perkiraan pada Desember,” tulis Tim Research and Development ICDX dalam risetnya, Kamis (18/1/2024).
Di sisi lain, Tim Research and Development ICDX mengatakan, dalam berita beredar, negara bagian AS yang merupakan penghasil minyak terbesar, North Dakota telah mengalami suhu di bawah nol derajat Fahrenheit. Hal ini menyebabkan produksi minyak tersebut menurun sebesar sebesar 650 ribu hingga 700 ribu barel per hari.
“Di sisi Pasokan minyak mentah, American Petroleum Institute (API) merilis Stok Minyak Mentah mingguan yang mengalami peningkatan sebesar 480 ribu barel dibanding sebelumnya menunjukan penurunan besar 5,215 juta barel,” papar Tim Research and Development ICDX.
Pejabat AS pada hari Rabu mengatakan AS kembali melancarkan serangan terhadap sasaran Houthi di Yaman pada Rabu. Serangan yang dilakukan milisi Houthi yang bersekutu dengan Iran mengatakan mereka bertindak sebagai solidaritas terhadap Palestina selama krisis ini perang Israel dengan Gaza yang sedang berlangsung.
Tim Research and Development ICDX menambahkan, serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah telah memaksa banyak perusahaan mengalihkan kargo ke seluruh Afrika, sehingga menambah waktu dan biaya perjalanan.
“Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level US$ 80,5 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level US$ 77,5 per barel,” tutup Tim Research and Development ICDX.