Tokyo, Portonews.com – Para ahli memuji keselamatan yang luar biasa saat 379 penumpang dan awak pesawat Airbus A350 milik Japan Airlines (JAL) berhasil dievakuasi dalam waktu singkat setelah pesawat terbakar di Bandara Haneda, Tokyo, pada Selasa (2/1/2024). Dalam kurun 90 detik, keseluruhan 367 penumpang dan 12 awak kapal berhasil keluar tanpa luka berat.
Menurut ahli penerbangan, faktor utama keselamatan adalah kesigapan penumpang yang patuh terhadap protokol darurat, tidak mencoba mengambil barang bawaan segera setelah mendaratnya pesawat. Di samping itu, sistem kedaruratan pesawat yang berfungsi optimal juga menjadi faktor penentu, memungkinkan pintu keluar darurat beroperasi dengan baik meski dalam kapasitas penuh.
Shawn Pruchnicki, seorang pakar teknik penerbangan dari Ohio State University, mengamati bahwa kecepatan evakuasi yang menakjubkan ini disebabkan oleh kepatuhan penumpang dalam meninggalkan barang bawaan mereka. “Saya menduga faktanya jika mereka benar-benar turun dalam waktu 90 detik, sepertinya orang-orang tidak mencoba mengambil barang bawaan mereka, karena itu waktu yang cukup cepat,” ungkapnya.
Kesalahan Komunikasi Mungkin Jadi Penyebab Kecelakaan
Investigasi kecelakaan fokus pada kesalahan komunikasi antara pengatur lalu lintas udara dan pilot. Pesawat JAL bertabrakan dengan pesawat patroli maritim Dash-8 saat mendarat, menimbulkan indikasi awal adanya kelalaian dalam memperhatikan pesawat kecil tersebut di landasan.
Desmond Ross dari Pegasus Aviation Advisors menegaskan adanya persyaratan global untuk memastikan evakuasi dalam waktu 90 detik bagi pesawat yang berada di bawah tekanan. Dia juga memuji kerja luar biasa pramugari dalam membantu penumpang menuju pintu keluar, mengakui bahwa evakuasi tersebut adalah keajaiban.
Material Pesawat Berperan dalam Keselamatan Penumpang
Selain faktor manusia dan sistem, material modern yang digunakan dalam pembuatan pesawat juga berperan besar dalam menyelamatkan penumpang. Ross menekankan bahwa material pesawat generasi terkini cenderung tidak mudah terbakar, meminimalkan risiko asap beracun yang dapat membahayakan penumpang.
Menurut Pruchnicki, jumlah asap yang relatif rendah di dalam kabin menjadi penentu besar dalam memastikan keselamatan semua orang di dalam pesawat. “Itu adalah faktor besar yang membuat perbedaan besar, karena dengan jenis kecelakaan seperti ini, jumlah asap di dalam kabinlah yang menentukan lamanya waktu untuk keluar,” katanya.
Keselamatan penumpang dalam kecelakaan pesawat menjadi prioritas, dengan evakuasi cepat dan material pesawat yang canggih menjadi faktor kunci yang memastikan keselamatan dalam situasi darurat semacam ini.
Pentingnya Protokol Darurat dalam Evakuasi Pesawat
Kunci utama keberhasilan evakuasi cepat pesawat Japan Airlines (JAL) di Bandara Haneda Tokyo adalah kepatuhan penumpang terhadap protokol darurat. Para ahli menyoroti bahwa tidak adanya upaya penumpang untuk mengambil barang bawaan mereka segera setelah pesawat mendarat menjadi faktor vital dalam kelancaran evakuasi dalam waktu 90 detik.
Shawn Pruchnicki dari Ohio State University menekankan bahwa penundaan yang minim dalam evakuasi disebabkan oleh ketidakadaan penumpang untuk mengambil barang bawaan mereka. Hal ini menunjukkan pentingnya kesadaran akan situasi darurat dan kepatuhan terhadap prosedur evakuasi yang telah ditetapkan.
Investigasi Fokus pada Kesalahan Komunikasi
Sementara evakuasi yang cepat menjadi sorotan utama, investigasi kecelakaan berfokus pada kesalahan komunikasi antara pengatur lalu lintas udara dan pilot. Kecelakaan terjadi ketika pesawat JAL bertabrakan dengan pesawat patroli maritim saat mendarat di Bandara Haneda Tokyo.
Desmond Ross dari Pegasus Aviation Advisors menegaskan perlunya persyaratan global untuk memastikan evakuasi dalam waktu 90 detik bagi pesawat yang berada di bawah tekanan. Dia juga memuji kerja luar biasa pramugari dalam membantu penumpang menuju pintu keluar, mengakui bahwa evakuasi tersebut adalah sebuah keajaiban.
Peran Material Pesawat dalam Keselamatan
Material modern dalam pembuatan pesawat memiliki peran penting dalam keselamatan penumpang. Ross menekankan bahwa pesawat generasi terkini cenderung tidak mudah terbakar, meminimalkan risiko asap beracun yang dapat membahayakan penumpang.
Pruchnicki menyoroti pentingnya jumlah asap yang rendah di dalam kabin, yang menjadi faktor krusial dalam memastikan keselamatan semua orang di dalam pesawat. Upaya untuk mengurangi bahan yang dapat menghasilkan asap beracun telah dilakukan selama bertahun-tahun untuk meminimalkan risiko kesehatan penumpang dalam situasi darurat.