Jakarta, Portonews.com – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berpartisipasi pada kegiatan pameran dan KTT Future Energy Asia 2024 telah dilaksanakan pada 15-17 Mei 2024 yang lalu di Queen Sirikit National Convention Center, Bangkok-Thailand. Para spesialis energy, pengambil keputusan, politis dan innovator berkumpul di acara tersebut.
SKK Migas sebagai wakil dari Pemerintah Indonesia turut hadir dalam acara tersebut dan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjadi salah satu pembicara pada acara Leadership Panel: Asia and The New Global System Transformative. Sejalan dengan perhelatan akbar tersebut, SKK Migas juga memanfaatkan berkumpulnya investor dalam kegiatan dimaksud untuk melaksanakan investor engagement.
Dalam hal ini Kepala SKK Migas yang didampingi oleh Kepala Divisi Prospektivitas Migas & Manajemen Data Wilayah Kerja serta Tenaga Ahli Kepala SKK Migas berkesempatan bertemu dengan beberapa direksi dari PTT Exploration and Production Limited (“PTTEP”) di tempat yang terpisah.
Menjelaskan maksud dan tujuan dari pertemuan SKK Migas dengan PTTEP saat kegiatan KTT Future Energy Asia 2024, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan hal itu sebagai langkah proaktif dari SKK Migas untuk mengajak investor yang potensial dari sisi kapabilitas dan pendanaan untuk berinvestasi di hulu migas Indonesia. “PTTEP telah memiliki rekam jejak berinvestasi di Indonesia, meskipun sejauh ini belum memberikan hasil yang menggembirakan. Melalui penjelasan secara langsung, terkait iklim investasi hulu migas yang semakin kondusif dan berdaya saing, kami berharap PTTEP kembali untuk masuk berinvestasi di Indonesia,” kata Dwi di pertemuan tersebut.
Seperti diketahui, kerja sama Pemerintah Indonesia dengan PTTEP (merupakan perusahaan minyak dan gas bumi nasional milik Thailand) memiliki sejarah yang cukup panjang. PTTEP pernah mengoperasikan 2 (dua) wilayah kerja eksplorasi di Indonesia yaitu Wilayah Kerja Malunda dan Wilayah Kerja South Mandar. PTTEP telah mengeluarkan investasi untuk melakukan eksplorasi minyak dan gas bumi sebesar lebih dari USD 130 juta. PTTEP dari sisi kegiatan eksplorasi termasuk katagori yang aktif dan agresif. Untuk kedua wilayah kerja tersebut telah dilakukan beberapa kegiatan studi dan sekitar 3000 km2 kegiatan akuisisi & prosesing Seismik 3D namun sangat disayangkan bahwa kegiatan tersebut belum membuahkan hasil dan PTTEP harus menyerahkan kembali kedua wilayah kerja kepada Pemerintah.
Lebih lanjut, Dwi menyampaikan bahwa pada pertemuan tersebut, PTTEP telah menyampaikan ketertarikannya untuk berinvestasi dan mengoperasikan wilayah kerja migas di Indonesia maupun melakukan farm in di portofolio migas di Indonesia. “Sebagai tindaklanjut pertemuan tersebut, SKK Migas telah berkoordinasi dengan Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, dan saat ini SKK Migas mendapatkan lampu hijau untuk membahas secara teknis opportunities yang ada di Indonesia dengan PTTEP,” imbuhnya. PTTEP diharapkan fokus untuk melihat Potensi area di wilayah Sumatera, Jawa Timur, dan Kutei. Dimana PTTEP telah melakukan kerjasama dengan SKK Migas sebelumnya untuk melakukan studi regional.
Selain penjelasan mengenai peluang investasi hulu migas di Indonesia kepada PTTEP.
Pada pertemuan tersebut, Kepala SKK Migas secara khusus dan exclusive menyerahkan Buku Laporan Hasil Studi Indonesia Bagian Barat yang dapat menjadi referensi PTTEP untuk melihat portofolio eksplorasi migas di Indonesia. “Ini salah satu langkah nyata SKK Migas untuk mendorong investasi yang masif dan agresif, sejalan dengan tema 2024 yang menjadi fokus SKK Migas yaitu Boosting Investment for Massive Exploration and Future Growth in Indonesia Upstream Oil and Gas. SKK Migas mengharapkan PTTEP dapat kembali berinvestasi di Indonesia dan mengoperasikan minimal 1 (satu) wilayah kerja migas,” terang Dwi.