Banyuwangi, Jawa Timur, Portonews.com – Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) menggelar latihan gabungan untuk penanganan dan pertolongan terhadap kapal yang terbakar di kawasan perairan Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, pada Kamis. Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan tim SAR dalam menghadapi situasi darurat di laut.
Latihan tersebut melibatkan berbagai kantor SAR, termasuk Kantor SAR Surabaya, Denpasar, dan Mataram. “Ini merupakan latihan gabungan antar-unsur SAR dan para peserta dilatih dalam penanganan dan pertolongan kecelakaan kapal terbakar dalam situasi darurat medan laut,” ujar Kepala Basarnas Marsekal Madya Kusworo dalam keterangannya di Banyuwangi, Kamis (31/08).
Kusworo menambahkan, simulasi penanganan kapal terbakar ini menggunakan skenario Kapal Rescuer RB 220 Mataram sebagai unit utama dalam operasi penyelamatan. Selain itu, dua helikopter juga digunakan untuk evakuasi korban yang terluka atau terperangkap di dalam kapal.
Kesiapsiagaan Tim SAR di Laut
Simulasi ini menjadi bagian dari serangkaian latihan yang dirancang untuk menguji respons cepat dan efektif tim penanggulangan bencana terhadap kecelakaan kapal dan situasi darurat di laut. Kusworo menekankan pentingnya kesiapan teknis dan psikologis tim SAR dalam menghadapi berbagai tantangan yang mungkin terjadi di lapangan.
“Tujuan utama dari simulasi ini adalah untuk memastikan tim SAR siap secara teknis dan psikologis menghadapi berbagai situasi darurat di laut,” jelas Kusworo. Latihan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan tim SAR dalam melindungi dan memberikan rasa aman kepada masyarakat, khususnya di wilayah perairan.
Selain itu, kegiatan ini juga memberikan peluang bagi tim SAR untuk memperkuat koordinasi antar-instansi terkait dan memastikan bahwa prosedur operasi standar dijalankan dengan tepat dalam situasi krisis.
Dukungan Pemerintah Daerah
Wakil Bupati Banyuwangi, Sugirah, turut hadir dan memberikan apresiasi atas pelaksanaan latihan ini. Sugirah menekankan pentingnya latihan semacam ini untuk keselamatan masyarakat Banyuwangi, terutama di sekitar Pelabuhan Ketapang yang merupakan salah satu pelabuhan penyeberangan tersibuk di Indonesia.
“Tentu kami mengapresiasi Basarnas yang memberikan pelatihan ini di Banyuwangi, apalagi pelabuhan penyeberangan kami tersibuk kedua di Indonesia,” kata Sugirah. Menurutnya, latihan ini tidak hanya penting untuk melindungi keselamatan masyarakat, tetapi juga untuk memastikan kesiapan tim SAR dalam menghadapi berbagai kemungkinan di masa depan.
Dengan latihan ini, diharapkan seluruh tim SAR dapat terus meningkatkan profesionalismenya dalam menjalankan tugas-tugas penyelamatan dan pertolongan di laut, serta memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan.
Pelaksanaan Latihan dengan Skenario Nyata
Banyuwangi – Latihan gabungan yang dilakukan di perairan Pelabuhan Ketapang ini menggunakan skenario nyata yang disimulasikan seolah-olah terjadi kebakaran di atas kapal. Kapal Rescuer RB 220 Mataram berperan sebagai unit utama dalam upaya pemadaman api dan penyelamatan korban. Operasi ini melibatkan berbagai alat dan tim yang dilatih untuk bekerja sama dengan efektif di tengah situasi darurat.
Kusworo, Kepala Basarnas, menjelaskan bahwa dua helikopter dikerahkan dalam latihan ini untuk melakukan evakuasi udara bagi korban yang tidak dapat dijangkau oleh tim di kapal. “Selain itu, dua helikopter digunakan untuk evakuasi korban yang terluka atau terperangkap di dalam kapal,” ujar Kusworo. Helikopter tersebut berperan penting dalam mempercepat proses evakuasi dan memberikan bantuan medis darurat di lokasi kejadian.
Latihan ini juga dihadiri oleh beberapa pejabat daerah dan perwakilan instansi terkait yang ingin melihat secara langsung bagaimana prosedur penyelamatan dan evakuasi diterapkan di lapangan. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan penuh terhadap upaya peningkatan kapasitas dan kesiapsiagaan tim SAR dalam menghadapi potensi bencana.
Dampak Positif Latihan Bagi Masyarakat
Banyuwangi – Wakil Bupati Banyuwangi, Sugirah, mengungkapkan bahwa latihan ini memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat, khususnya dalam hal keselamatan di perairan. Sugirah menyatakan bahwa pelatihan semacam ini sangat penting karena perairan Pelabuhan Ketapang merupakan jalur penyeberangan yang sibuk dan rawan kecelakaan.
“Simulasi ini penting untuk memberikan pertolongan keselamatan masyarakat Banyuwangi, khususnya di perairan Pelabuhan Ketapang,” kata Sugirah. Dia menambahkan bahwa kesiapsiagaan tim SAR yang tinggi sangat diperlukan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat, terutama mereka yang sering menggunakan jasa penyeberangan di pelabuhan tersebut.
Latihan ini juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya kesiapsiagaan dan respons cepat dalam menghadapi situasi darurat di laut. Dengan demikian, masyarakat dapat lebih memahami langkah-langkah yang harus diambil dalam kondisi darurat dan mendukung upaya penyelamatan yang dilakukan oleh tim SAR.
Penutupan dan Harapan Ke Depan
Banyuwangi – Latihan yang berlangsung sepanjang hari ini ditutup dengan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja tim SAR dan koordinasi antar-instansi terkait. Kepala Basarnas, Marsekal Madya Kusworo, berharap agar latihan ini tidak hanya menjadi rutinitas tahunan, tetapi juga menjadi acuan dalam memperbaiki prosedur operasional di masa depan.
“Kami berharap latihan ini dapat terus dikembangkan dan menjadi acuan dalam penanganan situasi darurat di laut,” ujar Kusworo. Dia juga menegaskan bahwa pelatihan semacam ini akan terus dilakukan secara berkala untuk memastikan kesiapan tim SAR dalam menghadapi berbagai tantangan yang mungkin terjadi di laut.
Wakil Bupati Sugirah juga menyatakan harapannya agar latihan ini dapat diadopsi oleh daerah lain yang memiliki risiko tinggi terhadap bencana laut. “Kami berharap daerah lain juga dapat mengadopsi latihan semacam ini untuk meningkatkan keselamatan di perairan mereka,” pungkas Sugirah.
Dengan demikian, diharapkan seluruh elemen terkait dapat terus bekerja sama untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan di perairan Indonesia, serta memastikan bahwa setiap situasi darurat dapat ditangani dengan cepat dan efektif.