Madrid, Spanyol, Portonews.com – Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, menyerukan agar sanksi dijatuhkan pada Israel dan pejabatnya atas kejahatan perang yang dilakukan di Jalur Gaza. Ini merupakan bentuk oposisi paling terbuka dari kerajaan terhadap serangan ofensif Israel sejauh ini.
Berbicara pada sebuah panel di pertemuan Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa (ECFR) di Madrid, Pangeran Faisal menekankan bahwa pasukan Israel melanggar “prinsip dasar” hukum humaniter internasional setiap hari di Gaza. Dia juga menyoroti bagaimana negara-negara Barat dapat dengan mudah menerapkan langkah-langkah untuk mencegah kejahatan semacam itu terus terjadi.
Pelanggaran Prinsip Dasar Hukum Humaniter
“Itu akan sangat mudah bagi Eropa, dalam keinginannya untuk fokus pada isu-isu kemanusiaan, setidaknya meminta pertanggungjawaban Israel terkait apakah mereka memenuhi tanggung jawabnya untuk mengizinkan populasi sipil Gaza mendapatkan akses kebutuhan kemanusiaan,” kata bin Farhan.
“Mayoritas komunitas internasional sepakat bahwa solusi permanen dan adil untuk konflik Palestina-Israel adalah solusi dua negara, namun mereka tetap diam menghadapi hal-hal yang dapat merusak solusi dua negara tersebut, seperti terus berlanjutnya ekspansi pemukiman oleh Israel.”
Pernyataan menteri luar negeri ini mewakili kecaman paling keras dari kerajaan terhadap serangan berdarah Israel di wilayah Palestina yang diblokade setelah hampir sembilan bulan berlangsung, serta ekspresi penentangan terkuat terhadap kejahatan perang Israel sejauh ini.
Respons Israel dan Hubungan Diplomatik
Meskipun Israel belum secara terbuka menanggapi pernyataan tersebut, kemungkinan besar hal ini akan menyebabkan keretakan yang lebih luas antara Riyadh dan Tel Aviv, serta semakin mengganggu upaya untuk merundingkan dan menormalkan hubungan diplomatik.
Sementara itu, komunitas internasional terus memantau perkembangan situasi di Gaza, dengan harapan adanya tekanan yang lebih besar terhadap Israel untuk menghentikan aksi kekerasannya dan menghormati hukum humaniter internasional.
Dampak Terhadap Hubungan Regional
Dalam perkembangan yang terus berlanjut, pernyataan dari Pangeran Faisal bin Farhan diperkirakan akan memberikan dampak signifikan terhadap hubungan regional, terutama antara Arab Saudi dan Israel. Sementara beberapa negara di kawasan ini telah mulai menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, Arab Saudi tetap mempertahankan posisi tegasnya terhadap perlakuan Israel terhadap Palestina.
Meskipun ada dorongan dari beberapa pihak untuk normalisasi hubungan, situasi di Gaza menjadi hambatan utama. Arab Saudi telah berulang kali menegaskan bahwa solusi dua negara harus menjadi dasar dari setiap perjanjian damai yang mungkin terjadi. Hal ini menegaskan kembali komitmen kerajaan terhadap hak-hak Palestina dan perdamaian yang adil di Timur Tengah.
Panggilan untuk Tindakan Internasional
Pangeran Faisal juga menekankan pentingnya tindakan kolektif dari komunitas internasional. Dia menyebut bahwa sanksi terhadap Israel akan mengirimkan pesan kuat mengenai pelanggaran hukum humaniter internasional. “Dunia tidak bisa terus berpangku tangan sementara kejahatan perang terjadi. Sudah waktunya untuk bertindak dan memastikan bahwa ada konsekuensi nyata bagi pelanggaran ini,” tambahnya.
Pernyataan tersebut mendapat tanggapan dari berbagai pihak internasional. Banyak yang melihatnya sebagai panggilan untuk memperbaharui upaya diplomatik dan meningkatkan tekanan pada Israel untuk menghentikan kekerasan dan menghormati hak asasi manusia.
Tanggapan dari Organisasi Internasional
Sejumlah organisasi internasional, termasuk PBB dan Amnesty International, menyatakan dukungan mereka terhadap pernyataan Pangeran Faisal. Mereka mendesak negara-negara anggota untuk mempertimbangkan sanksi sebagai alat untuk menghentikan kekerasan dan mengakhiri penderitaan di Gaza.
Juru bicara Amnesty International mengatakan, “Kami menyambut baik seruan dari Arab Saudi untuk sanksi. Ini adalah langkah penting menuju akuntabilitas dan keadilan bagi korban kejahatan perang di Gaza.”
Komitmen Arab Saudi untuk mengambil sikap yang lebih tegas terhadap Israel mencerminkan perubahan signifikan dalam dinamika politik regional. Dengan situasi di Gaza yang tetap tegang, banyak yang berharap bahwa seruan ini akan mendorong langkah-langkah konkret untuk mengakhiri kekerasan dan mencapai solusi damai yang berkelanjutan.