Tangerang, Portonews.com – Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) optimistis bahwa Sistem Resi Gudang (SRG) dan Pasar Lelang Komoditas (PLK) dapat memberikan dampak positif bagi penguatan pasar domestik dan peningkatan ekspor komoditas Indonesia. Kedua sistem ini diyakini dapat menjadi instrumen penting dalam menjaga kualitas dan kontinuitas pasokan komoditas, baik untuk pasar lokal maupun ekspor.
Sekretaris Bappebti, Olvy Andrianita, menekankan pentingnya integrasi antara SRG dan PLK dalam rangka memastikan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas komoditas yang disimpan dan diperdagangkan. “Melalui sistem ini, kualitas komoditas yang disimpan di gudang SRG terjamin karena telah melalui uji mutu, dan ke depannya akan terintegrasi dengan PLK, yang akan semakin memperkuat pengembangan pasar komoditas Indonesia,” ujar Olvy dalam sambutannya saat membuka Bulan Literasi SRG dan PLK 2024 di Tangerang, Banten, pada Senin (11/11).
Bulan Literasi SRG dan PLK 2024 mengusung tema “Optimalisasi SRG dan PLK dalam Mendukung Penguatan Pasar Dalam Negeri dan Peningkatan Ekspor”. Kegiatan ini digelar hingga Desember 2024 dan melibatkan berbagai pihak, termasuk Kliring Berjangka Indonesia (KBI) dan Kliring Perdagangan Berjangka Indonesia (KPBI). Agenda kegiatan meliputi webinar, kuliah umum, pertemuan dengan pemangku kepentingan, serta sosialisasi kepada petani dan pelaku usaha dengan kementerian, lembaga, serta pemerintah daerah.
Menteri Perdagangan Indonesia, yang mewakili Kabinet Indonesia Maju, telah menekankan pentingnya program prioritas pemerintah yang mencakup swasembada pangan, hilirisasi industri, serta peningkatan gizi masyarakat. Sebagai bagian dari upaya tersebut, Bappebti turut mendukung pengamanan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor, dan peningkatan kemampuan UMKM untuk beradaptasi dengan tantangan global melalui program “BISA” ekspor.
Kepala Bappebti, Kasan, menjelaskan bahwa SRG dapat menjadi solusi untuk mengatasi fluktuasi harga komoditas. “Dengan SRG, kita dapat menjaga stabilitas harga dan pasokan komoditas, yang pada gilirannya membantu mengendalikan inflasi,” kata Kasan. Selain itu, PLK juga memiliki peran penting dalam menciptakan pasar yang lebih efisien dan transparan, serta menyediakan bahan baku berkualitas bagi industri pengolahan.
Olvy Andrianita menambahkan bahwa fokus utama pengembangan SRG dan PLK saat ini adalah untuk menjaga pasar komoditas yang disimpan di gudang SRG, sehingga dapat memberikan manfaat lebih bagi masyarakat, terutama para petani, nelayan, pekebun, dan peternak. “Ke depan, integrasi SRG dan PLK akan menciptakan *price discovery* yang dapat menjadi referensi harga komoditas unggulan Indonesia,” ungkapnya.
Berdasarkan data yang disampaikan, nilai transaksi SRG pada periode Januari hingga Oktober 2024 tercatat mencapai Rp2,59 triliun, meningkat 174 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan untuk transaksi PLK, tercatat mencapai Rp51,2 miliar dengan 67 kali lelang yang diadakan. Komoditas yang banyak diperdagangkan antara lain karet, kopra, pinang, beras, dan jagung.
Meski capaian tersebut menggembirakan, Olvy menekankan bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi, baik di tingkat nasional maupun global. “Diperlukan penguatan ekosistem, optimalisasi pengawasan, serta penguatan regulasi untuk memastikan SRG dan PLK berjalan dengan baik,” tambahnya.
Heryono Hadi Prasetyo, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan SRG dan PLK, juga menyampaikan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, sektor swasta, dan seluruh pemangku kepentingan dalam mendorong implementasi SRG dan PLK. “Melalui kolaborasi dan literasi yang efektif, kami berharap pemahaman masyarakat dan pelaku usaha tentang SRG dan PLK semakin meningkat, yang pada akhirnya akan mendukung penguatan pasar dalam negeri dan peningkatan ekspor komoditas Indonesia,” ujar Heryono.
Salah satu agenda penting dalam acara pembukaan adalah sesi dialog panel yang membahas berbagai isu terkait pengembangan komoditas unggulan untuk ekspor. Para narasumber, termasuk Heryono, Budi Susanto dari PT KBI, Arif Budiman dari PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara, serta Miftahudin Shaf dari Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah Subang, membahas pentingnya fokus pada komoditas seperti kopi, timah, ikan, rumput laut, dan komoditas organik dalam memperkuat ekspor.
Selain itu, diskusi juga menyoroti perlunya kerjasama dengan negara-negara mitra seperti Tiongkok, Jepang, dan Belanda untuk memastikan kualitas komoditas Indonesia tetap terjaga dan dapat diekspor secara berkelanjutan.
Acara ini dihadiri oleh sekitar 200 peserta, baik secara langsung maupun daring, termasuk dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pembukaan Bulan Literasi SRG dan PLK 2024 juga turut dihadiri oleh Kepala Biro Humas Kementerian Perdagangan, Muhammad Rivai Abbas, serta Senior Executive Vice President Bank Victoria.
Dengan semangat kolaborasi dan edukasi yang tinggi, diharapkan SRG dan PLK dapat semakin berperan dalam penguatan pasar dalam negeri serta memperluas ekspor komoditas Indonesia ke pasar global.