Jakarta, Portonews.com – Wakil Menteri Luar Negeri RI Pahala Nugraha Mansury menggarisbawahi pentingnya pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif untuk mencapai target-target pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).
“Pariwisata memegang peran penting dalam perekonomian dan penghidupan masyarakat Indonesia,” kata Wamenlu Pahala dalam pembukaan “Bali and Beyond Travel Fair” (BBTF) 2024 pada Rabu (12/6), seperti disampaikan melalui keterangan tertulis Kemlu RI.
Pahala menyebut, sektor pariwisata berkontribusi sebesar 4,1 persen terhadap PDB Indonesia dan mempekerjakan lebih dari 22 juta orang.
“Selain itu, sektor ini juga terkait erat dengan ekonomi kreatif. Jika digabungkan, kontribusinya terhadap ekonomi Indonesia akan lebih signifikan,” ujar dia.
Wamenlu Pahala kemudian menyampaikan empat hal pokok terkait pengembangan sektor pariwisata Indonesia.
Pertama, dia mengatakan bahwa sektor pariwisata perlu terus berinovasi melalui diversifikasi.
Dalam hal ini, Wamenlu menyebutkan dua aspek penting dalam diversifikasi yaitu diversifikasi destinasi pariwisata dan basis pelanggan (customer base).
Terkait hal pertama, kata dia, Indonesia masih memiliki sejumlah kawasan potensial untuk pengembangan pariwisata, seperti di lima destinasi pariwisata super prioritas selain Bali yaitu Danau Toba (Sumatera Utara), Candi Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (NTB), Labuan Bajo (NTT), dan Likupang (Sulawesi Utara).
Sementara terkait hal kedua, Wamenlu menyampaikan pentingnya memperluas customer base wisatawan ke pangsa pasar tradisional seperti negara-negara Asia Selatan dan Tengah, serta Eropa Timur.
“Diversifikasi destinasi wisata tidak hanya penting untuk memperluas basis pelanggan dan pangsa pasar, tetapi juga untuk memastikan pengembangan kawasan,” kata Wamenlu Pahala.
Selain itu, meningkatkan konektivitas pariwisata juga penting dilakukan untuk mendukung perluasan pangsa pasar.
Salah satu upaya yang telah dilakukan Indonesia adalah dengan pembangunan 50 bandara dalam 10 tahun terakhir. Di samping itu, saat ini pemerintah sedang mengembangkan Bali Maritime Tourism Hub yang akan beroperasi pada 2025.
“Hub pariwisata ini akan menjadi jangkar pengembangan konektivitas pariwisata di Indonesia, baik untuk rute wisata domestik maupun internasional,” ujarnya.
Ketiga, Pahala menyebut adanya pergeseran tren ke pariwisata berbasis pengalaman (experience tourism) yang membuat wisatawan terhubung secara emosional dengan budaya dan alam. Selain itu, kini wisatawan juga lebih tertarik dengan pariwisata berkelanjutan.
Untuk itu, saat ini Indonesia telah mengembangkan desa wisata yang fokus pada pariwisata berkelanjutan, serta memastikan warga lokal ikut mendapat manfaat langsung dari aktivitas pariwisata.
Keempat, ia pun menyoroti peran teknologi digital yang telah merevolusi industri pariwisata dengan meningkatkan customer experiences, efisiensi operasional, dan praktik pariwisata berkelanjutan.
Pahala menjelaskan bahwa Indonesia sedang memfokuskan pengembangan ekosistem digital guna mendukung industri pariwisata melalui investasi di infrastruktur digital (jaringan 5G dan optik fiber), penggunaan platform media sosial, pembayaran digital, aplikasi digital, dan kapasitas pekerja pariwisata.
Pengembangan tersebut membutuhkan kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk dengan perusahaan teknologi, pengembang piranti lunak, serta membutuhkan investasi besar dari sektor privat.
Di akhir pidatonya, Wamenlu Pahala berharap BBTF 2024 akan terus menjadi platform bisnis dan pengembangan jaringan untuk mendukung industri pariwisata dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. – (ANTARA)