Jakarta, Portonews.com – Indonesia dikenal sebagai salah satu surga batu permata dunia. Dengan kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman geologisnya, negeri ini telah menjadi pusat perhatian para pecinta batu permata dari seluruh dunia. Dari Sabang hingga Merauke, berbagai jenis batu permata ditemukan di berbagai daerah, menjadikan Indonesia sebagai salah satu produsen utama batu permata yang sangat dihargai baik di pasar lokal maupun internasional.
Adalah batu pancawarna Garut, dengan keindahan yang memukau dan ragam warna yang mencolok. Berasal dari Kabupaten Garut, Jawa Barat, batu ini terkenal karena corak dan motifnya yang beragam, membuatnya sangat diminati di pasar lokal maupun internasional.
Batu pancawarna Garut terbentuk melalui proses alam selama jutaan tahun. Batu ini terdiri dari berbagai mineral yang menghasilkan warna-warna menakjubkan seperti merah, hijau, biru, kuning, dan cokelat. Nama “pancawarna” diambil dari bahasa Sanskerta yang berarti “lima warna,” yang sangat tepat menggambarkan keindahan alami batu ini.
Masih ingatkah kita dengan fenomena batu akik Garut yang banyak dicari para pencinta dan kolektor? Salah satunya adalah batu akik pancawarna Edong yang berasal dari wilayah Garut Selatan, Jawa Barat. Dari perut bumi Caringin, Garut, lahirlah batu pancawarna Edong, permata yang tak hanya memancarkan keindahan luar biasa, tetapi juga menyimpan sejarah panjang dan nilai budaya tinggi. Batu permata ini telah memikat hati para pecinta batu akik di seluruh dunia, menjadikannya ikon budaya dan ekonomi Garut yang mendunia.
Popularitas batu pancawarna Edong Caringin semakin meroket di era kejayaan batu akik sejak tahun 2015. Corak warnanya yang unik, perpaduan merah, kuning, hijau, biru, dan hitam, menjadikannya primadona di kalangan pecinta batu akik. Batu ini tak hanya menghiasi jari-jari para kolektor, tetapi juga menjadi simbol status dan identitas.
Momen penting dalam sejarah batu pancawarna Edong Caringin terjadi pada Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 di Bandung. Batu ini dipilih sebagai cendera mata istimewa bagi para peserta KAA, mengantarkannya ke kancah internasional dan memperkenalkan keindahan Garut kepada dunia. Yudi Nugraha Lasminingrat, seorang pengusaha asal Garut, adalah salah satu pejuang agar batu akik Garut dijadikan sebagai cendera mata bagi para peserta KAA. Meskipun sempat berpolemik dengan Wali Kota Bandung saat itu, Ridwan Kamil, upayanya berhasil mengangkat nama batu pancawarna Edong ke panggung dunia.
Di balik pesona batu pancawarna Garut yang mendunia, terukir kisah inspiratif Abah Edong, seorang penemu batu permata dari Desa Caringin, Garut. Sosoknya yang legendaris tak hanya dikenang sebagai penemu, tetapi juga sebagai pionir yang membuka jalan bagi kejayaan batu pancawarna Garut.
Kisah penemuannya berawal dari rasa penasaran saat melihat kilauan batu berwarna di aliran sungai. Dengan tekad dan keuletan, Abah Edong menelusuri asal-usul batu tersebut dan menemukan tambang pancawarna di Desa Caringin. Penemuan Abah Edong membawa perubahan besar bagi masyarakat Caringin. Batu pancawarna yang indah dan unik menjadi sumber ekonomi baru, membuka lapangan pekerjaan, dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Abah Edong tak hanya dihormati sebagai penemu, tetapi juga sebagai pahlawan yang membawa kemakmuran bagi desanya.
Dedikasi dan keahliannya dalam menambang dan mengolah batu pancawarna menjadikannya sosok panutan bagi para pengrajin batu di Garut. Abah Edong senantiasa berbagi ilmu dan pengalamannya, berkontribusi dalam melestarikan tradisi dan meningkatkan kualitas batu akik Garut. Abah Edong adalah legenda hidup di balik batu pancawarna Garut. Sosoknya yang inspiratif tak hanya dikenang sebagai penemu, tetapi juga sebagai pelopor yang membawa kemajuan bagi masyarakat Caringin dan Garut. Kisah Abah Edong adalah bukti bahwa tekad, keuletan, dan dedikasi dapat mengantarkan seseorang untuk mencapai kesuksesan dan membawa manfaat bagi banyak orang.
Meskipun batu pancawarna sangat diminati, penting untuk menjaga kelestarian alam tempat batu ini berasal. Edukasi kepada penambang dan masyarakat sekitar tentang pentingnya konservasi lingkungan sangat diperlukan. Pemerintah daerah dan berbagai organisasi lingkungan bekerja sama untuk memastikan bahwa penambangan dilakukan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Batu pancawarna Edong bukan hanya sekadar permata, tetapi juga simbol kekayaan alam Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan. Keindahan dan keunikan batu ini tidak hanya memukau mata, tetapi juga menyimpan cerita dan nilai sejarah yang dalam. Melalui pandangan para penambang, penjual, dan kolektor, kita dapat lebih menghargai pesona batu pancawarna Edong dan pentingnya menjaga warisan alam ini untuk generasi mendatang.