Jakarta, Portonews.com – Menjelang pelaksanaan MotoGP Mandalika yang dijadwalkan pada 27-29 September 2024, upaya kesiapsiagaan terhadap potensi bahaya gempa bumi dan tsunami terus digencarkan. Satuan Tugas (Satgas) Evakuasi telah melaksanakan tactical floor game, sebuah latihan yang memanfaatkan miniatur lanskap wilayah untuk mendalami prosedur evakuasi yang akan diterapkan selama acara tersebut.
Latihan ini bertujuan untuk memastikan kemampuan dalam mengantisipasi dan menyelamatkan warga dari ancaman gempa yang berpotensi memicu tsunami, khususnya di area Sirkuit Mandalika. Dipimpin oleh Korem 162/Wira Bhakti, Satgas ini melibatkan 321 personel gabungan, termasuk TNI, Polri, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Basarnas, serta BPBD dari berbagai kabupaten/kota dan masyarakat tanggap bencana.
Dalam persiapan, Satgas telah mengidentifikasi beberapa bukit sebagai titik kumpul sementara. Rencana operasi membagi personel ke dalam zona-zona tertentu untuk membantu evakuasi penonton, pembalap, dan warga sekitar menuju sepuluh bukit yang telah direkomendasikan. Contohnya, di Zona E, salah satu titik kumpul berada di Bukit Rangkap 2, yang terletak 650 meter dari zona tersebut dan dapat dijangkau dalam waktu 5 menit berlari. Bukit ini memiliki ketinggian sekitar 45 meter di atas permukaan laut dan dapat menampung hingga 2.000 orang.
Sementara itu, BNPB berperan aktif dalam memfasilitasi Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk meningkatkan kesiapsiagaan jelang gelaran MotoGP. Hal ini dilakukan melalui gladi ruang atau table top exercise (TTX) yang berlangsung di Kota Mataram, bertujuan untuk memperkuat persiapan para pemangku kepentingan dalam menghadapi bahaya geologi.
Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Dr. Raditya Jati, menekankan pentingnya kegiatan ini untuk meningkatkan kesigapan dalam menghadapi ancaman gempa dan tsunami, terutama mengingat adanya proyeksi kehadiran sekitar 70.000 penonton di acara tersebut. “Kegiatan ini sangat penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman gempa bumi, tsunami di Pulau Lombok, khususnya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika,” ujar Raditya.
Lebih lanjut, pelaksanaan TTX bertujuan untuk memperjelas dan menyepakati mekanisme serta prosedur evakuasi, termasuk lokasi evakuasi sementara bagi seluruh peserta, termasuk penyandang disabilitas. Raditya juga mengingatkan tentang potensi gempa megathrust di selatan Lombok dan kejadian gempa yang telah terjadi pada 2018.
“BPBD di wilayah NTB harus selalu responsif, adaptif, dan antisipatif, dengan menempatkan keselamatan rakyat di atas segalanya,” tegasnya. Melalui TTX, kelemahan dalam rencana kontingensi, prosedur operasional standar (SOP), dan rantai komando dalam situasi darurat dapat diidentifikasi dan diperbaiki.
Upaya kesiapsiagaan ini penting mengingat catatan sejarah gempa bumi dan tsunami yang pernah melanda NTB, termasuk peristiwa besar pada tahun 1815, 1818, dan 1917. Kegiatan ini diharapkan dapat memastikan keselamatan seluruh peserta dan penonton selama perhelatan MotoGP Mandalika 2024.