Jakarta, Portonews.com-Menyambut Hari Sumpah Pemuda 2024, Anggalang by Omar bersama One Bell Park menyelenggarakan acara Grand Show One B Etnik Fashion Week, sebuah peragaan busana bertema etnik mengandung unsur budaya.
“Jadi kita ada di sini untuk merasakan euphoria ke semua anak-anak Indonesia untuk merayakan hari sumpah pemuda. Merayakan bukan sekadar upacara tapi juga mereka memakai pakaian-pakaian etnik, merasakan memakai pakaian dari desainer-desainer etnik. Ada juga dari Mama Cinta Berkebaya Indonesia. Biar mereka menjadi inspirasi bagi generasi muda, merasakan keanekaragaman tapi tetap satu Indonesia,” kata Omar Anggalang, pemilik Anggalang by Omar, saat press conference di mall One Bell Park, Jakarta Selatan, (27/10/2024).
Peragaan busana yang diikuti lebih dari 50 peserta ini terbagi dalam tiga kategori, yaitu Kategori Remaja dan Dewasa, Kategori Anak-anak, dan Kategori Spesial yang pesertanya terdiri dari anak-anak berkebutuhan khusus.
“Anak-anak berkebutuhan khusus semangat karena mereka kurang mendapat kesempatan dibanding anak-anak lainnya, namun mereka tetap stunning. Tidak ada perlakuan khusus, semua sama latihannya. Yang saya harapkan dari mereka adalah kemandirian. Mereka tetap anak-anak hebat, jujur. Ada 20 anak disabilitas yang ikut dalam kontes ini,” ujar Omar.
Setelah kontes peragaan busana berakhir, terpilihlah tiga pemenang dari masing-masing kategori, diantaranya Kategori Remaja dan Dewasa diraih oleh Nisya. Kemudian, dari Kategori Anak-anak diraih oleh Sachi, dan dari Kategori Spesial diraih oleh Dafa.
Para pemenang tidak hanya mendapat piala dan sertifikat, namun juga berkesempatan untuk berlomba di tingkat nasional dengan mengikuti ajang Duta Budaya Nusantara di Bali bulan Januari 2025 dan akan berkelanjutan internasionalnya.
“Kita akan mengirim yang terbaik ke Bali mewakili Jakarta. Diharapkan dari sini mereka sudah mewaili, percaya diri, sehingga saat dipertemukan dengan peserta lain mereka tidak minder karena buat orang Jakarta belajar budaya itu sedikit. Kita mau anak-anak ini belajar dari pengalaman menghargai orang lain, orangtua, itu penting karena memang budaya orang Indonesia menghargai perbedaan,” ungkap Omar.
Omar menambahkan, anak-anak ini harus belajar budaya sebagaimana dipelajari oleh para pendahulu mereka. Dalam sesi pembekalan dan latihan pun para peserta dikenalkan berbagai macam permainan tradisional.
“Pergerakan motorik pada anak itu penting, jangan sampai obesitas karena kebanyakan main game. Itu yang saya ingin coba timbulkan kembali, seperti main tak jongkok, galasin, main gundu dan lain-lain. Harapannya anak-anak lebih mengenal budaya Indonesia, menghargai, melindungi, dan saling dukung,” jelasnya.
Omar juga berharap, para peserta bisa menjadi satelit, influencer bagi banyak orang sehingga mereka bangga berbudaya Indonesia.