Jakarta, Portonews.com-Sadhguru, pendiri Isha Foundation asal India melakukan kunjungan ke Bali, Indonesia, dalam rangka memperkuat sinergi budaya dan pengalaman spiritual antar kedua negara.
Menparekraf Sandiaga Uno usai menyambut kedatangan Sadhguru di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, bercerita bahwa Sadhguru sedang menyoroti hubungan sejarah antar kedua negara yang merujuk pada istilah yang disematkan oleh Odisha, sebuah negara bagian timur India yakni ‘Bali Jatra’.
Istilah ‘Bali Jatra’ berarti kegiatan sosial budaya tahunan yang memperingati hubungan masa lalu antara masyarakat Odisha dengan Bali.
Dalam kegiatan tahunan tersebut, masyarakat Odisha meluncurkan perahu mainan mini yang terbuat dari kertas berwarna, kulit pohon pisang yang kering, serta gabus di perairan di sekitar negara bagian tersebut sebagai simbolis dari perjalanan leluhur mereka ke Bali. Sadhguru pun kerap melontarkan pujian untuk Indonesia atas kelestarian tempat-tempat spiritual terutama di Bali. Menurut Sadhguru, keistimewaan yang dimiliki Bali tidak dapat ditemukan di destinasi lain di dunia.
“Kedatangan Sadhguru memperkuat posisi Bali sebagai destinasi wisata spiritual dan mendorong masyarakat Bali untuk terus menjaga alam, budaya, dan adat istiadat,” kata Sandiaga.
Sadhguru dijadwalkan akan berada di Bali sekitar satu pekan. Dimana ia akan menyelami sains di balik budaya dan pura serta menjelajahi berbagai tempat kuno yang berenergi termasuk Pura Besakih dan Tirta Empul.
Selain Bali, Sadhguru akan berangkat ke destinasi lain di Asia Selatan yakni Kamboja untuk melanjutkan perjalanan spiritualnya. Sadhguru yang tidak terikat dengan ajaran, filosofi, agama, atau sistem kepercayaan apa pun telah berhasil menyentuh jutaan orang di seluruh dunia melalui upaya sosial dan spiritualnya. Hal ini mencakup penyelamatan lingkungan, pendidikan di pedesaan, dan lingkup lainnya.
Sebanyak 3 juta orang di seluruh dunia telah mendapatkan manfaat dari program andalannya bernama inner engineering dan inner engineering online, yang membawa harmoni dan keseimbangan pada sistem tubuh manusia dan meningkatkan persepsi.
Dengan lebih dari 4,37 miliar tayangan di media sosial pada tahun 2023, kehadirannya di Indonesia dan Kamboja akan menciptakan kesempatan unik bagi dunia untuk mendapatkan wawasan tentang wilayah tersebut.