Rusia, Portonews.com – Selat Kerch, yang memisahkan Rusia dan Semenanjung Krimea, menjadi lokasi insiden serius pada Minggu, 15 Desember 2024. Dua kapal tanker Rusia, Volgoneft-212 dan Volgoneft-239, mengalami kerusakan parah akibat badai hebat, menyebabkan tumpahan minyak besar-besaran ke perairan sekitarnya.
Volgoneft-212, yang membawa sekitar 4.900 ton minyak berat, terbelah menjadi dua, dengan bagian haluan tenggelam. Satu anggota kru meninggal akibat hipotermia, sementara 12 lainnya berhasil diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit. Sementara itu, Volgoneft-239, yang mengangkut sekitar 4.300 ton minyak, sempat terombang-ambing sebelum akhirnya kandas di dekat Pelabuhan Taman, Rusia.
Gubernur Wilayah Krasnodar, Veniamin Kondratyev, dalam pernyataannya pada Selasa, 17 Desember 2024, mengonfirmasi bahwa minyak telah mencapai pantai. “Pagi ini, saat memantau garis pantai, ditemukan noda minyak. Produk minyak terdampar di pantai sepanjang beberapa puluh kilometer,” ujarnya. Media lokal juga menayangkan video pantai yang tercemar zat hitam mirip minyak, dengan burung-burung yang terpapar minyak berjuang untuk terbang.
Natalia Gozak, Direktur Greenpeace Ukraina, menyatakan kekhawatirannya terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan. “Ini sebanding dengan dampak lingkungan besar di area ini,” katanya, merujuk pada insiden sebelumnya yang menyebabkan kerusakan ekosistem signifikan. Ia menekankan bahwa perang yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina menyulitkan penilaian situasi secara menyeluruh. Namun, ia menambahkan bahwa dengan pembersihan lingkungan yang kemungkinan tidak menjadi prioritas Rusia di wilayah tersebut, “satwa liar, fauna… dan kesejahteraan” generasi manusia mendatang berada dalam risiko di Selat Kerch.
Penyelidikan resmi telah diluncurkan oleh otoritas Rusia untuk meneliti kemungkinan pelanggaran keselamatan yang menyebabkan insiden ini. Sementara itu, upaya pembersihan terus dihadapkan pada tantangan cuaca musim dingin yang buruk, yang memperumit proses penanganan tumpahan minyak
Selat Kerch, tumpahan minyak, kapal tanker Rusia, Volgoneft-212, Volgoneft-239, badai, dampak lingkungan, ekosistem laut, pencemaran, Greenpeace Ukraina, penyelidikan keselamatan, cuaca musim dingin, upaya pembersihan.