Jakarta, Portonews.com – Tumpahan minyak besar-besaran yang terjadi di Laut Hitam setelah dua kapal tanker karam akibat badai di Selat Kerch pada 15 Desember lalu, telah menimbulkan bencana ekologis yang mengancam keberlanjutan ekosistem kawasan tersebut. Tumpahan yang menutupi lebih dari 50 kilometer garis pantai, mempengaruhi wilayah Krasnodar, Rusia, dan diperkirakan akan terus berlanjut dampaknya selama bertahun-tahun mendatang.
Pada Kamis, 19 Desember, Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan bahwa hampir 40 persen muatan dua kapal tanker yang karam tersebut, sekitar 3.000 metrik ton atau lebih dari 792.000 galon minyak, telah tumpah ke laut. Akibatnya, pihak berwenang Rusia mengumumkan keadaan darurat di beberapa wilayah, termasuk kota Anapa, Veselovka, dan Blagoveshchenskaya. Tumpahan minyak ini telah mencemari lebih dari 35 mil garis pantai dan diperkirakan dapat merusak lingkungan laut untuk waktu yang lama.
Menurut laporan Meduza, hingga 19 Desember, jejak minyak ditemukan sepanjang 54 kilometer, dari luar Anapa hingga kota Bolshoy Utrish. Kementerian Manajemen Darurat Federal Rusia melaporkan bahwa pembersihan sedang dilakukan di sepanjang 49 kilometer garis pantai, terutama di distrik Temryuksky dan Anapsky. Tumpahan ini juga menyebabkan kerusakan serius di Cagar Alam Bolshoy Utrish, yang merupakan tempat tinggal berbagai spesies burung yang dilindungi.
Ahli ekologi Yevgeny Vitishko, kepada Mediazona, menjelaskan bahwa produk minyak ini berpotensi mengarah ke Taman Alam Utrish dan dapat mencemari lebih jauh lagi, merusak habitat burung yang dilindungi. Burung-burung air, termasuk grebe jambul besar, Eurasia, mallard, dan burung kormoran besar, telah menjadi korban utama, dengan estimasi antara 2.000 hingga 5.000 burung terancam akibat polusi ini. Bahkan, Vladimir Romanov, Direktur Masyarakat Ornitologi Rusia, memperkirakan bahwa hingga 10.000 burung mungkin berada di daerah yang tercemar, dan separuhnya berisiko mati.
“Lapisan minyak yang menutupi bulu burung sangat mematikan karena menyebabkan bulu dan bulu saling menempel,” ujar ahli biologi Vasily Klimov, menjelaskan betapa fatalnya dampak tumpahan minyak bagi burung. Sebagai langkah penyelamatan, sebuah pusat penyelamatan burung didirikan di kota Vityazevo, dekat Anapa, di mana sukarelawan membersihkan minyak dari tubuh burung dan bekerja sama dengan dokter hewan untuk menentukan apakah burung-burung ini dapat dilepaskan kembali atau perlu dipindahkan ke lokasi lain.
Namun, dampak bencana ini tidak hanya terbatas pada burung. Lumba-lumba juga menjadi korban, terutama karena tumpahan minyak menyentuh area-area kritis yang menjadi habitat mereka di Laut Hitam. Dmitry Glazov, peneliti di Institut Ekologi dan Evolusi Severtsov, memperingatkan bahwa tumpahan minyak ini dapat merusak ekosistem laut untuk waktu yang sangat lama. Ia menambahkan, tumpahan minyak serupa pada tahun 2007 telah menyebabkan kematian massal lumba-lumba, dan kali ini dampaknya diperkirakan bisa bertahan hingga 10 tahun atau bahkan lebih.
Upaya pembersihan telah melibatkan lebih dari 5.000 penyelamat dan sukarelawan di kawasan Krasnodar, termasuk 4.000 relawan yang membantu di Anapa dan distrik Temryuksky. Pembersihan dilakukan dengan mengumpulkan minyak yang tersebar di pantai menggunakan sekop dan kantong sampah. Peralatan berat, termasuk truk pengangkut, loader, dan buldoser, juga dikerahkan untuk mengangkut lebih dari 860 ton tanah yang terkontaminasi minyak.
Meskipun operasi pembersihan terus dilakukan, para ahli memperingatkan bahwa polusi ini mungkin tidak akan hilang begitu saja. Minyak yang menyerap ke dalam pasir pantai sangat sulit dihilangkan, dan meskipun pantainya tampak bersih, dampak jangka panjang bisa sangat besar. “Minyak ini akan terus menguap saat matahari memanaskan pasir,” jelas seorang ahli ekologi yang tidak ingin disebutkan namanya.
Dengan musim pantai yang semakin dekat, dampak tumpahan minyak ini berpotensi mengganggu industri pariwisata di Anapa, yang terkenal dengan pantainya yang indah. Presiden Putin sendiri menyatakan bahwa tumpahan minyak ini merupakan bencana ekologis yang sangat serius dan mengharuskan penanganan yang lebih intensif untuk mengurangi kerusakan lebih lanjut pada ekosistem Laut Hitam.