Jakarta, Portonews.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Peternakan memperkenalkan teknologi baru dalam pengelolaan limbah ternak sebagai upaya mendukung kebersihan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Dalam webinar bertajuk “Pengelolaan Limbah Ternak di DAS Citarum untuk Mendukung Program Citarum Harum” pada Rabu (11/9), Mariyono, Peneliti Ahli Madya BRIN, memaparkan solusi teknologi untuk meminimalkan pencemaran air tanah dan sungai.
Program ini dirancang untuk menangani limbah peternakan yang menjadi salah satu penyebab utama pencemaran DAS Citarum. Salah satu inovasi penting yang diperkenalkan adalah penggunaan kandang kelompok model Litbangtan, yang mampu mengurangi konsumsi air dalam pengelolaan ternak. “Kami menciptakan teknologi yang dapat mengurangi pemakaian air secara signifikan dan mengoptimalkan pengolahan limbah menjadi kompos dengan efisiensi lebih tinggi,” ujar Mariyono.
Menurutnya, satu ekor sapi perah membutuhkan sekitar 200 liter air setiap hari, sehingga pengurangan pemakaian air melalui kandang inovatif ini dapat menurunkan beban pencemaran air di sungai. Selain itu, BRIN juga mendorong pengelolaan limbah ternak menjadi pupuk organik, yang diharapkan dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia.
“Kami menekankan pentingnya pendampingan bagi peternak dalam mengelola limbah dan meningkatkan kesadaran mereka terhadap dampak lingkungan,” tambah Mariyono. BRIN juga merekomendasikan peternak untuk memanfaatkan pupuk kompos yang dihasilkan dari kotoran sapi sebagai nutrisi alami bagi tanaman. “Dengan dua hingga empat ekor sapi, peternak sudah bisa memupuk satu hektar lahan pertanian,” jelasnya.
Pendekatan ini diharapkan menjadi solusi jangka panjang bagi pengelolaan limbah ternak di wilayah DAS Citarum, sekaligus memperkuat penerapan teknologi yang ramah lingkungan di sektor peternakan.