Musi Banyuasin, Sumsel, Portonews.com – Aktivitas pengambilan minyak mentah secara ilegal di aliran Sungai Parung Dawas, Desa Tanjung Dalam, Kecamatan Keluang, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) kembali menelan korban jiwa. Kali ini, seorang warga setempat tewas setelah diterkam buaya saat menyeberangi sungai tersebut. Kejadian tragis ini terjadi pada Sabtu (14/9) sekitar pukul 19.00 WIB.
Korban bernama Riki (28), warga Desa Teluk, Kecamatan Lais, ditemukan tewas setelah menjadi korban serangan buaya. Sebelumnya, aktivitas pengambilan minyak ilegal di wilayah ini telah menimbulkan beberapa insiden, termasuk ledakan sumur minyak.
Korban Berupaya Mengambil Minyak Mentah
Desa Tanjung Dalam – Saat kejadian, Riki bersama rekannya, Debi, sedang menyeberangi Sungai Parung Dawas untuk mengambil minyak mentah dari sumur ilegal yang berada di Dusun Parung, Desa Sri Gunung, Kecamatan Sungai Lilin. Minyak mentah tersebut merupakan hasil perasan warga dari tumpahan minyak yang ditemukan di sekitar lokasi.
Namun naas, saat menyeberangi sungai, Riki tiba-tiba mengeluhkan kakinya yang dicengkram sesuatu dan berteriak minta tolong. Debi, teman korban, menjelaskan bahwa dirinya sempat mendengar teriakan Riki yang diserang buaya. “Riki sempat mengeluh kakinya dan meminta tolong ada buaya ketika menyeberang ke tepi sungai,” ungkap Debi. Setelah itu, Riki langsung tenggelam dan diseret buaya ke dalam sungai, kemudian menghilang dari pandangan.
Proses Pencarian Korban
Musi Banyuasin – Setelah Riki tenggelam, warga sekitar segera melakukan pencarian dan penyisiran di sepanjang aliran sungai. Pencarian berlangsung hingga Minggu pagi (15/9/2024), dan akhirnya jasad Riki ditemukan dalam kondisi meninggal dunia sekitar pukul 10.00 WIB.
Kapolres Muba, AKBP Listiyono Dwi Nugroho, membenarkan adanya insiden tersebut. Ia menyayangkan bahwa meskipun pihak berwenang telah memasang pengaman berupa seng dan kawat berduri di area tersebut, warga masih nekat menyeberangi sungai untuk mengambil minyak mentah. “Para petugas telah berjaga dan menutup kawasan ini dengan seng serta kawat berduri, namun masih saja ditembus oleh warga,” ujarnya.
Seruan Kapolres untuk Penanganan Lebih Lanjut
Kapolres Muba menegaskan pentingnya perhatian pemerintah, terutama SKK Migas dan Pertamina, untuk segera membersihkan tumpahan minyak mentah yang ada serta memberikan bantuan sosial kepada warga. “Kejadian ini mungkin terulang jika warga nekat mengambil tumpahan minyak mentah tanpa menghiraukan keselamatan jiwa mereka. Saat ini, ancaman bagi warga di sekitar sungai tidak hanya datang dari kobaran api akibat minyak mentah, tetapi juga dari buaya yang berada di aliran Sungai Parung Dawas,” tambahnya.
Insiden ini menambah daftar panjang korban yang terlibat dalam aktivitas pengambilan minyak mentah secara ilegal di wilayah Musi Banyuasin. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan menghindari aktivitas berisiko, terutama yang melibatkan keselamatan jiwa mereka.
Peringatan Terhadap Aktivitas Ilegal di Sungai Parung Dawas
Desa Tanjung Dalam – Insiden ini menjadi peringatan bagi warga sekitar aliran Sungai Parung Dawas untuk tidak melakukan aktivitas ilegal yang membahayakan diri mereka. Meskipun pihak berwenang telah berupaya menutup akses ke lokasi-lokasi berbahaya dengan memasang pengaman, aktivitas pengambilan minyak mentah secara ilegal masih marak dilakukan oleh warga setempat. Tindakan nekat ini mengabaikan risiko nyata yang mengancam keselamatan mereka.
Kapolres Muba, AKBP Listiyono Dwi Nugroho, berharap pihak terkait seperti SKK Migas dan Pertamina segera mengambil tindakan nyata untuk mengatasi masalah ini. “Pemerintah dan pihak terkait harus segera membersihkan tumpahan minyak di area tersebut. Selain itu, perlu ada sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya mengambil minyak mentah secara ilegal,” tegas Kapolres.
Ancaman Lain di Sekitar Sungai Parung Dawas
Musi Banyuasin – Selain risiko ledakan dan serangan buaya, warga yang terlibat dalam aktivitas pengambilan minyak mentah secara ilegal di sekitar Sungai Parung Dawas juga menghadapi berbagai ancaman lainnya. Aliran minyak mentah yang tumpah ke sungai tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga menimbulkan bahaya bagi kehidupan warga setempat. Keberadaan buaya di aliran sungai ini menambah tingkat bahaya yang ada.
“Ancaman bagi warga di sekitar sungai ini sangat nyata dan beragam, mulai dari kobaran api akibat minyak mentah hingga serangan buaya. Oleh karena itu, kami sangat mengimbau masyarakat untuk tidak lagi melakukan aktivitas ilegal yang bisa membahayakan diri mereka sendiri,” ujar Kapolres.
Harapan Untuk Tindakan Lebih Lanjut
Desa Tanjung Dalam – Diperlukan tindakan tegas dan solusi jangka panjang untuk menangani masalah aktivitas ilegal di sekitar Sungai Parung Dawas. Pembersihan area dari tumpahan minyak mentah harus menjadi prioritas, serta perlu adanya bantuan sosial bagi warga yang terdampak. Dengan demikian, diharapkan warga tidak lagi merasa perlu melakukan aktivitas ilegal yang berisiko tinggi tersebut.
Pihak berwenang diharapkan dapat bekerja sama dengan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya yang mengancam keselamatan jiwa mereka. Edukasi dan penyuluhan mengenai risiko dari aktivitas ilegal seperti pengambilan minyak mentah ini harus terus digalakkan.
Insiden yang menimpa Riki menjadi contoh nyata betapa berbahayanya aktivitas ilegal tersebut. Dengan adanya tindakan nyata dari pihak berwenang dan kesadaran masyarakat, diharapkan kejadian serupa tidak terulang lagi di masa depan.