Bataan, Portonews.com – Philippine Coast Guard (PCG) telah hampir menyelesaikan proses pembersihan tumpahan minyak dari kapal tanker MT Terranova, yang tenggelam di Teluk Manila, di lepas pantai Limay, Bataan, sejak 25 Juli 2024. Sejak dimulainya operasi pada 19 Agustus hingga 7 September 2024, PCG telah berhasil menyedot hampir 1,3 juta liter minyak dari kapal tersebut.
Dalam buletin situasional terbaru yang dirilis oleh PCG pada Minggu, mereka mengonfirmasi bahwa salvor yang dikontrak, yaitu Harbor Star, telah mengumpulkan lebih dari 1,2 juta liter minyak yang tumpah selama operasi berlangsung. Harbor Star melaporkan bahwa laju penghisapan minyak pada operasi terakhir mencapai 8.690 liter per jam.
Selain itu, pada Sabtu, 7 September, tim berhasil mengumpulkan lebih dari 52.000 liter limbah minyak, memberikan kontribusi signifikan terhadap upaya mitigasi dampak lingkungan di kawasan tersebut.
Operasi Udara dan Laut Terus Berjalan
Sementara itu, personel PCG juga terlibat dalam pengawasan udara untuk memantau kondisi area terdampak. Kapal BRP Sindangan turut dilibatkan dalam operasi pembersihan lapisan minyak tipis di permukaan laut, atau yang dikenal dengan sebutan “oil sheen”, di titik nol kejadian. PCG menegaskan bahwa pengawasan terus dilakukan untuk memastikan tidak ada sisa minyak yang berpotensi mencemari lingkungan lebih jauh.
“Kami terus melakukan segala yang kami bisa untuk membersihkan wilayah yang terkena dampak. Seluruh tim bekerja tanpa lelah untuk memastikan bahwa tumpahan minyak dapat diminimalisasi,” kata seorang perwakilan dari PCG dalam pernyataan resminya.
Akibat Kondisi Cuaca Buruk
Kapal MT Terranova membawa hampir 1,5 juta liter minyak industri ketika tenggelam akibat kondisi pelayaran yang buruk pada 25 Juli lalu. Cuaca ekstrem, yang dipicu oleh hujan monsun barat daya atau ‘habagat’ serta diperparah oleh Super Typhoon Carina, menjadi faktor utama tenggelamnya kapal tersebut.
Peristiwa ini telah memicu perhatian besar dari pemerintah dan organisasi lingkungan, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap ekosistem laut di sekitar Bataan dan Teluk Manila.
G dan tim salvor lokal, pemerintah Filipina juga telah berkoordinasi dengan beberapa organisasi internasional untuk membantu menangani insiden ini. Upaya kolaborasi ini mencakup pemantauan dampak lingkungan, pengelolaan tumpahan, hingga mitigasi risiko di masa depan.
“Kami sedang dalam proses negosiasi dengan lembaga internasional yang memiliki pengalaman dalam menangani tumpahan minyak berskala besar. Kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat proses pemulihan dan pembersihan,” jelas juru bicara PCG.
Tantangan Cuaca di Lokasi Kejadian
Tantangan utama yang dihadapi oleh tim penyelamat selama proses pembersihan adalah kondisi cuaca yang masih fluktuatif. Meskipun badai besar telah berlalu, hujan dan angin kencang yang disebabkan oleh ‘habagat’ tetap menghambat proses pembersihan minyak di area yang lebih luas.
“Kami berupaya mengoptimalkan operasi di saat cuaca lebih kondusif. Meskipun cuaca buruk menjadi kendala, tim tetap berkomitmen untuk melanjutkan pekerjaan ini demi menyelamatkan lingkungan,” tambah perwakilan PCG.
Sampai saat ini, situasi di sekitar Teluk Manila masih terus diawasi dengan ketat untuk mengantisipasi potensi dampak lanjutan dari tumpahan minyak yang masih tersisa. Operasi pembersihan akan terus berlangsung hingga dipastikan semua minyak yang tumpah telah diambil sepenuhnya dari area tersebut.
Catatan:
Tenggelamnya kapal MT Terranova di perairan Teluk Manila, Bataan, telah menimbulkan tumpahan minyak yang berdampak signifikan terhadap lingkungan. PCG, bersama dengan tim salvor dari Harbor Star, telah bekerja tanpa henti untuk mengatasi masalah ini, berhasil menyedot hampir 1,3 juta liter minyak sejak operasi dimulai. Tantangan cuaca buruk dan risiko kerusakan ekosistem menjadi perhatian utama, namun upaya kolaborasi antara pemerintah lokal dan internasional diharapkan dapat mempercepat pemulihan lingkungan yang terdampak.
Peningkatan Infrastruktur Pengawasan: Pemerintah dan PCG perlu meningkatkan infrastruktur pengawasan dan peralatan pembersihan tumpahan minyak agar dapat merespons lebih cepat pada masa mendatang, terutama di wilayah yang rentan terhadap cuaca ekstrem.
Pelatihan dan Edukasi: Melatih personel lebih lanjut dalam menangani insiden serupa sangat penting. Edukasi juga perlu ditingkatkan untuk masyarakat setempat agar lebih memahami dampak lingkungan dan langkah mitigasi.
Koordinasi dengan Organisasi Lingkungan: Penting untuk terus bekerja sama dengan organisasi internasional yang memiliki keahlian dalam mitigasi tumpahan minyak, sehingga dapat mengadopsi teknologi dan praktik terbaik dalam menjaga lingkungan laut.
Penelitian Jangka Panjang: Lembaga riset dan perguruan tinggi dapat melakukan penelitian jangka panjang untuk memantau dampak tumpahan minyak ini terhadap ekosistem laut di Teluk Manila serta mencari cara untuk mempercepat proses pemulihan ekosistem.