Jakarta, Portonews.com – Aeshnina Azzahra Aqilani, seorang siswi SMA Muhammadiyah 10 (Smamio) Gresik, berhasil menarik perhatian publik internasional dengan aksinya melawan pengiriman sampah plastik dari negara-negara barat ke Indonesia. Berawal dari kesadaran terhadap dampak buruk sampah plastik yang menumpuk di Gresik, Aeshnina kini telah menjadi suara penting dalam memperjuangkan lingkungan bersih, terutama terkait sampah plastik.
Aksi Aeshnina dimulai ketika ia mengetahui bahwa Gresik selama 40 tahun menjadi tujuan pengiriman sampah dari berbagai negara Eropa, terutama Jerman dan Australia. Meskipun sampah yang dikirim diklaim sebagai kertas daur ulang, kenyataannya banyak kontainer yang berisi limbah plastik dan bahkan limbah berbahaya. Hal ini yang memicu Aeshnina untuk beraksi.
Tercatat Australia mengirimkan 52 ribu ton dan Jerman mengirimkan 65 ribu ton sampah, hal ini menunjukkan betapa besar jumlah sampah yang masuk ke Indonesia.
Langkah awal Aeshnina bermula saat ia masih duduk di kelas 5 SD. Ia mengirimkan surat kepada Bupati Gresik untuk menyuarakan kekhawatirannya tentang bahaya sampah plastik. Tidak berhenti di situ, pada tahun 2019, Aeshnina mengirim surat langsung kepada Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump, dan melakukan aksi demonstrasi di depan gedung konsulat Amerika Serikat di Surabaya. Aksinya tersebut berfokus pada permintaan agar negara-negara barat menghentikan ekspor sampah plastik ke Indonesia.
Meski awalnya mendapat cibiran dari teman-temannya, Aeshnina tak gentar. Ia terus mengampanyekan kesadaran lingkungan di sekolahnya. Perjuangannya pun tidak hanya terbatas di Indonesia. Aeshnina kini sering menghadiri berbagai acara internasional, seperti The Fourth Session of The Intergovernment Negotiating Committee (INC-4) di Kanada pada April 2024, serta Indonesia Net Zero Summit pada Agustus 2024.
Aeshnina dianggap sebagai sosok inspiratif, terutama bagi generasi muda Muslim. Ia berpegang teguh pada prinsip bahwa Islam mengajarkan manusia untuk menjadi khalifah di bumi, yang bertanggung jawab menjaga kelestarian alam. Langkah kecil yang ia mulai, seperti mengingatkan teman-temannya untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, kini membawanya menjadi duta sampah plastik di tingkat global.
Jika dunia mengenal Greta Thunberg dari Swedia, yang kerap berdemo sendirian di depan parlemen Swedia untuk isu lingkungan, Indonesia memiliki Aeshnina, seorang remaja yang tak kalah berani memperjuangkan bumi yang lebih bersih dan sehat.