Jakarta, Portonews.com – Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Cirebon, Een Nuraini Saidah mengungkapkan alasan pihak Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menyelenggarakan
pelatihan Basic Equipment Operation (BEO) dengan menggandeng Australia Oil Spill Company sebagai instruktur.
“Bahwa giat BEO yang telah dilaksanakan adalah bagian dari kerjasama project ITSAP antara DGST dengan AMSA yang diselenggarakan di Pelabuhan Cirebon, dikarenakan berlokasi di Cirebon,” kata Een Nuraini Saidah pada Portonews, Senin (22/7/2024). Hal ini juga bagian dari sumbangsih pihaknya dalam memperingati hari jadi Kota Cirebon.
“Kita berharap agar kesiapan personil KSOP Cirebon dalam menghadapi kejadian tumpahan minyak semakin meningkat,” tuturnya.
Een Nuraini mengatakan, “Dalam kegiatan sebelumnya kita sudah melaksanakan kegiatan pelatihan/workshop penanggulangan pencemaran pada tanggal 14 – 16 Mei 2024 dengan menggandeng nara sumber dari kantor pusat dan Slickbar, badan usaha yang berkecimpung di bidang tersebut tentunya memiliki kompetensi terkait gulmar”.
Dalam program kegiatannya juga sedang direncanakan aktivitas serupa pada tahun 2025. “Setiap tahun akan terus dilaksanakan sosialisasi penanggulangan pencemaran di pelabuhan,” tandas Een. Selain itu juga akan secara rutin dilaksanakan drill di Pelabuhan Cirebon dalam rangka penyegaran dan peningkatan dalam penanganan penanggulangan pencemaran di pelabuhan.
Sebelumnya diberitakan bahwa Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menyelenggarakan pelatihan Basic Equipment Operation Training di Cirebon, Rabu (17/7/2024). Hal tersebut mengingat tingginya risiko pencemaran lingkungan yang berkaitan dengan kegiatan pelabuhan, pelayaran, serta eksploitasi minyak dan gas bumi.
Sementara itu, Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Jon Kenedi mengungkapkan pelatihan ini merupakan hasil kerja sama antara Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dengan Australian Maritime Safety Authority (AMSA) yang menunjuk Australia Oil Spill Company sebagai instruktur.
“Kita perlu mempersiapkan personel yang cepat tanggap tanggap dalam menghadapi insiden di laut, khususnya yang menyebabkan tumpahan minyak. Saya berharap pelatihan Basic Equipment Operation dapat memberikan hasil yang positif dan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petugas penanggulangan pencemaran tumpahan minyak di laut di garis depan di Indonesia,” ungkap Jon Kenedi.
Pelatihan ini sejalan dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 58 Tahun 2013 tentang Penanggulangan Pencemaran di Perairan dan Pelabuhan yang dirubah terakhir melalui PM 39 tahun 2021. Peraturan tersebut mengatur tentang kompetensi personil penanggulangan pencemaran yang diperoleh melalui pelatihan tingkat 1 untuk operator, tingkat 2 untuk penyelia atau komando lapangan, dan tingkat 3 untuk manajer atau administrator.