Jakarta, Portonews.com – Dalam rangka meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan tim operasionalnya, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) gelar latihan bersama di dua lokasi kritis, yakni Lampung dan Balikpapan. Operasional KPI yang melibatkan pengolahan minyak dan petrokimia membutuhkan tingkat kesiagaan yang tinggi untuk mengantisipasi kondisi darurat. Demikian disampaikan oleh Corporate Secretary KPI Hermansyah Y Nasroen pada Rabu, 6 Maret 2024.
Kegiatan operasional KPI tidak terbatas pada daratan, melainkan juga mencakup wilayah perairan. Proses transportasi pengiriman dan penerimaan minyak, baik itu minyak mentah maupun produk, menjadi fokus utama di wilayah perairan. Metode transportasi yang digunakan melibatkan jeti/dermaga, single point mooring (SPM), perpipaan bawah air, dan bahkan proses pemindahan ship to ship (STS).
Sebagai respons terhadap potensi kondisi darurat, KPI secara aktif melibatkan seluruh timnya dalam latihan penanggulangan pencemaran tumpahan minyak. Dua lokasi yang dipilih untuk pelatihan ini adalah STS Teluk Semangka di Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, Lampung, dan jalur pipa minyak Penajam – Balikpapan di Teluk Balikpapan, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Kedua latihan ini dilakukan bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan terkait.
Corporate Secretary KPI, Hermansyah Y Nasroen, menyampaikan bahwa STS Teluk Semangka memiliki peran strategis dalam transfer minyak antar kapal. Tempat ini bukan hanya menjadi saksi peresmian Very Large Crude Carrier (VLCC) Pertamina Prime, tetapi juga berfungsi sebagai titik krusial dalam pengaturan suplai dan distribusi produk serta minyak mentah.

“STS dan Jalur Pipa merupakan bagian penting dari pengaturan suplai dan distribusi produk dan minyak mentah untuk menjaga ketahanan energi,” kata Hermansyah seperti dikutip dari laman resmi KPI. Pelatihan di kedua lokasi tersebut merupakan salah satu upaya melatih kesiapsiagaan dan kewaspadaan dalam menghadapi kondisi-kondisi yang tidak diinginkan.
Latihan di Teluk Semangka melibatkan berbagai pihak, seperti Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) kelas III Kota Agung, TNI Angkatan Laut Pos Kota Agung, Pol Airud Kota Agung, Oil Spill Combat Team (OSCT), dan PT Pertamina Marine Solutions. Di sisi lain, latihan di Teluk Balikpapan melibatkan PT Pertamina Port & Logistic, KPI Unit Balikpapan, dan PT Kilang Pertamina Balikpapan.
Hermansyah menjelaskan bahwa pelatihan ini tidak hanya berfokus pada penanganan tumpahan minyak di perairan, melainkan juga sebagai upaya untuk meningkatkan koordinasi, komunikasi, dan pemahaman antara semua pihak terlibat. Menurutnya, keberhasilan latihan ini juga akan menjadi bahan evaluasi terhadap kesiapan sumber daya manusia, serta sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Pertamina.
“Pelatihan ini juga akan menjadi bahan evaluasi apakah sumber daya Pertamina sudah mencukupi, hal-hal yang perlu dipertahankan dan tentunya juga hal-hal yang perlu ditingkatkan,” ujar Hermansyah.
Dengan melibatkan kapal tugboat dan oil boom, latihan di Teluk Semangka bertujuan untuk memerangkap minyak di perairan dan mencegah penyebarannya. Sementara itu, di Teluk Balikpapan, pelatihan dilakukan dengan dukungan lima kapal/tugboat setelah pemadaman api untuk menanggulangi minyak yang tercecer di perairan.
Hermansyah menekankan bahwa kerjasama dengan semua pihak adalah kunci utama dalam menangani situasi darurat. Latihan ini juga diharapkan dapat terus meningkatkan kewaspadaan dan berfungsi sebagai langkah preventif agar kondisi yang tidak diinginkan tidak terjadi dalam operasional Pertamina.