Post Views: 753
Jakarta, Portonews.com – Dalam rangka mendukung upaya pengurangan emisi di sektor maritim, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan pengembangan teknologi energy saving device (ESD) yang ramah lingkungan. Melalui seminar nasional bertema “Marine Sustainable Energy: A Practical Approach Regulator Insight and Potency of Use for Local Shipping Business to be Green Company,” Fariz Maulana Noor, periset BRIN, menjelaskan bahwa pemanfaatan teknologi ini dapat mengurangi konsumsi bahan bakar pada kapal, sehingga menurunkan emisi gas buang secara signifikan.
“BRIN, melalui Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika (PRTH), sedang melakukan riset terkait pemanfaatan energy saving device yang dapat diimplementasikan pada kapal, khususnya tugboat. Teknologi ini memungkinkan pengurangan konsumsi bahan bakar, yang secara langsung berdampak pada penurunan emisi gas buang,” ujar Fariz di Gedung BG Munaf, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya beberapa waktu lalu.
Seminar ini diadakan bekerja sama dengan Departemen Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan ITS, dan PT Hasnur Internasional Shipping Tbk (HIS). Fariz menekankan pentingnya kolaborasi antara regulator, akademisi, dan pelaku industri untuk mendukung transisi menuju green shipping yang berkelanjutan, terutama dalam menghadapi tantangan lingkungan yang semakin kompleks di industri pelayaran.
“Industri pelayaran menghadapi berbagai tantangan lingkungan, seperti tumpahan minyak, emisi gas buang, dan hilangnya keanekaragaman hayati perairan. Hal ini mendorong perlunya reformasi dan inovasi dalam desain kapal yang lebih ramah lingkungan,” tambah Fariz.
Laorentina Devi, Direktur Operasi PT Hasnur Internasional Shipping Tbk, menegaskan komitmen perusahaannya dalam mendukung operasional bisnis yang lebih ramah lingkungan. “Transformasi menuju operasional bisnis yang ramah lingkungan adalah keharusan. Kami berupaya menjadi pionir dalam penerapan green shipping di sektor tug and barge di Indonesia melalui penggunaan energi terbarukan seperti solar panel,” ujarnya.
Seminar ini bertujuan memberikan wawasan mendalam kepada pelaku bisnis pelayaran lokal mengenai komitmen pencapaian net zero emission. Seminar ini juga menjadi langkah nyata dalam mengurangi emisi gas karbon di sektor maritim. Acara ini dibagi menjadi tiga sesi, yaitu sesi keynote yang menampilkan pembicara dari anggota legislatif, regulator, dan akademisi; sesi talkshow kedua yang membahas implementasi green shipping di sektor tugboat dan barge; serta sesi talkshow ketiga yang mengeksplorasi bahan bakar alternatif untuk industri pelayaran berkelanjutan.
Agus Muhamad Hatta, Wakil Rektor ITS Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama, dan Kealumnian, berharap bahwa kegiatan ini dapat memberikan banyak wawasan dan mendorong pengembangan teknologi maritim yang siap menghadapi era net zero emission. Dekan Fakultas Teknologi Kelautan ITS, Trika Pitana, juga menyambut baik kolaborasi antara alumni, industri, dan kampus dalam pengembangan teknologi maritim.
Dengan dukungan BRIN dan kolaborasi multi-stakeholder, diharapkan inovasi teknologi energy saving device ini dapat menjadi solusi efektif dalam mengurangi dampak lingkungan dari industri pelayaran di Indonesia, sekaligus mendukung pencapaian target net zero emission.
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Terkait