Rusia, Portonews.com – Ilmuwan dari Skolkovo Institute of Technology (Skoltech) telah menciptakan perangkat inovatif berupa “e-nose,” alat pendeteksi tumpahan minyak berukuran kecil seukuran buku saku. Perangkat ini dirancang untuk mendeteksi keberadaan minyak di tanah, membantu studi lapangan, dan memastikan kepatuhan kilang minyak terhadap peraturan lingkungan.
Seperti yang dilaporkan dalam Journal of Hazardous Materials, perangkat ini menggunakan model kecerdasan buatan berbasis “random forest” untuk mendeteksi minyak dengan biaya yang jauh lebih murah dibandingkan dengan alat laboratorium seperti spektrometer gas-massa. Kepala proyek, Fedor Fedorov, menyatakan, “Perangkat dan algoritme kami dirancang untuk memantau emisi serta melatih e-nose untuk tugas-tugas tertentu.”
Perangkat ini memiliki sejumlah keunggulan. Selain lebih ekonomis, ukurannya yang portabel memungkinkan penggunaan di berbagai lokasi lapangan. “Pendekatan kami dapat digunakan untuk memantau produktivitas reservoir di ladang minyak,” ujar Valery Zaitsev, salah satu peneliti dari Skoltech. Ia menjelaskan bahwa e-nose mampu mendeteksi sifat kimiawi senyawa minyak berdasarkan bau yang tercium.
Penelitian menunjukkan bahwa e-nose mampu mendeteksi minyak dalam tanah hingga 12 jam setelah kontaminasi, meskipun minyak telah menguap sebagian. Perangkat ini juga berhasil menentukan asal-usul dari sembilan jenis minyak berbeda, termasuk minyak ringan yang cepat menguap dan minyak berat yang sulit dilacak.
Manfaat lain dari e-nose adalah membantu perusahaan minyak mematuhi peraturan lingkungan, sehingga dapat mencegah sanksi berat akibat pelanggaran. Alat ini juga berpotensi mengurangi risiko terhadap komunitas sekitar, di mana polutan seperti benzena dapat meningkatkan risiko kanker leukemia dan penyakit pernapasan. Selain itu, metana yang dilepaskan ke atmosfer dapat mempercepat pemanasan global.
“Ke depannya, kami akan mengembangkan e-nose agar dapat mengenali aroma seperti manusia, termasuk menentukan apakah bau tersebut menyenangkan atau tidak,” tambah Fedorov. Dengan teknologi ini, para ilmuwan berharap dapat memperluas aplikasi perangkat untuk mengidentifikasi ladang minyak baru serta meningkatkan efisiensi industri minyak.
Sebagai alat yang didesain untuk memenuhi kebutuhan industri, e-nose juga memberikan peluang baru dalam eksplorasi ladang minyak. Valery Zaitsev menegaskan, “E-nose dapat membantu mengidentifikasi lokasi tepat dari ladang minyak baru, yang pada akhirnya membantu perusahaan memaksimalkan peluang pengeboran baru.” ucapnya seperti yang dilansir dari thecooldown.com.
Proyek ini merupakan hasil penelitian panjang yang didukung oleh tim ahli di Skoltech. Dalam pengembangannya, algoritme yang digunakan mampu menghadapi tantangan mendeteksi minyak ringan yang cepat menguap serta minyak berat dengan senyawa volatil rendah. Hasilnya menunjukkan bahwa e-nose tidak hanya akurat tetapi juga fleksibel untuk diaplikasikan dalam berbagai kondisi lingkungan.
Potensi dari perangkat ini diakui oleh berbagai pihak sebagai langkah maju untuk meningkatkan efisiensi deteksi minyak di lapangan, sambil mengurangi ketergantungan pada perangkat laboratorium besar yang mahal dan sulit dipindahkan. “Kami berharap perangkat ini segera dapat diimplementasikan sebagai produk komersial yang digunakan secara luas oleh perusahaan industri,” ujar Fedorov dengan optimisme.
Para peneliti menekankan pentingnya teknologi seperti e-nose untuk menciptakan keseimbangan antara kebutuhan industri minyak dan tanggung jawab lingkungan. Dengan harga yang lebih terjangkau dan kemampuan mendeteksi kontaminasi minyak dengan cepat, perangkat ini diyakini akan menjadi solusi yang relevan bagi perusahaan minyak global. (*)