Jakarta, Portonews.com – Warga Kecamatan Lirik, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, dikejutkan dengan fenomena alam berupa semburan air bercampur tanah setinggi 25 meter di area sumur EP Lirik Field milik Pertamina. Peristiwa yang terjadi pada Kamis, 23 Mei 2024 menarik perhatian banyak pihak dan memicu berbagai spekulasi.
Menurut Humas Pertamina EP Lirik Field, Hendra Luthfi S.P, semburan tersebut merupakan fenomena alam yang dikenal sebagai “crater gas”. Fenomena yang terjadi akibat retakan pada lapisan tanah yang memungkinkan fluida dari bawah tanah mengalir ke permukaan. Hendra memastikan bahwa semburan tersebut tidak terkait dengan kegiatan operasional PEP Lirik Field, melainkan kemungkinan besar berasal dari gas rawa.
“Ya, semburan mencapai ketinggian sekitar 20-25 meter dan berlokasi cukup jauh dari pemukiman warga,” jelas Hendra, seperti dilansir dari laman liputanoke.com.
“Hasil laboratorium mengenai komposisi dan potensi bahaya semburan ini akan segera kami sampaikan,” tambahnya.
Menanggapi kejadian ini, Kapolsek Lirik, Iptu Endang Kusma Jaya, langsung turun ke lokasi bersama timnya setelah menerima laporan dari warga. “Kami segera berkoordinasi dengan pihak PEP Lirik untuk memastikan kejadian ini tidak membuat masyarakat panik,” ujar Iptu Endang.
Pjs Field Manager PEP Lirik, Kemas Ghazali, mengungkapkan bahwa tim mereka telah sigap melakukan penanganan sejak hari pertama kejadian. “Kami telah memasang barikade untuk menjaga batas aman area dan mengaktifkan tim tanggap darurat Site Emergency Response Team (SERT),” ucap Kemas.
Selain itu, PEP Lirik Field juga mengambil langkah-langkah pencegahan dengan membuat penampungan sementara dan tanggul menggunakan alat berat untuk melokalisir dampak semburan. Uji gas secara berkala setiap satu jam sekali juga dilakukan untuk memastikan tidak ada gas beracun yang terlepas.
Meski fenomena ini tidak menunjukkan dampak langsung terhadap pemukiman yang berjarak 1-1,5 kilometer dari lokasi semburan, pihak Pertamina EP Lirik Field terus melakukan pengujian dan pemantauan. “Kami melakukan uji gas berkala dan sejauh ini, tidak ditemukan adanya gas beracun,” terang Kemas.
Fenomena semburan air bercampur tanah ini memang menimbulkan kehebohan di tengah masyarakat Lirik. Namun, dengan langkah cepat dan tepat dari pihak Pertamina dan aparat berwenang, situasi berhasil dikendalikan tanpa menimbulkan kepanikan lebih lanjut.
Pihak Pertamina mengimbau warga untuk tetap tenang dan mengikuti arahan petugas di lapangan. “Keselamatan warga adalah prioritas kami, dan kami akan terus memberikan informasi terbaru terkait kejadian ini,” tutup Hendra.
Kejadian ini mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi fenomena alam yang tidak terduga, terutama di daerah yang dekat dengan kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas.