Jawa Timur, Portonews.com – Gunung Semeru, yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, mengalami beberapa kali erupsi pada Jumat pagi. Erupsi pertama terjadi sekitar pukul 07.25 WIB, diikuti oleh beberapa erupsi lainnya dalam kurun waktu beberapa jam.
Gunung Semeru memuntahkan letusan setinggi 400 meter di atas puncaknya pada pukul 07.25 WIB pada Jumat, 11 Oktober 2024. “Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Jumat, 11 Oktober 2024, pukul 07.25 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 400 meter di atas puncak atau 4.076 meter di atas permukaan laut (mdpl),” ujar Liswanto, petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang.
Kolom abu terlihat berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang, bergerak ke arah selatan. Saat laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung. Tak lama berselang, sekitar pukul 07.37 WIB, Semeru kembali erupsi meskipun visual letusan tidak terlihat, namun erupsi tetap berlanjut.
Pada pukul 08.30 WIB, 09.48 WIB, dan 10.37 WIB, gunung dengan ketinggian 3.676 mdpl itu terus mengalami erupsi meski visual letusan tidak teramati. Hingga laporan terakhir, aktivitas erupsi masih terus berlangsung.
Liswanto menjelaskan bahwa status Gunung Semeru tetap berada pada level waspada. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi terkait situasi ini. “Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi),” katanya.
Di luar jarak delapan kilometer tersebut, masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai sepanjang Besuk Kobokan, karena wilayah tersebut rawan terkena perluasan awan panas dan aliran lahar yang bisa mencapai 13 kilometer dari puncak.
“Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar),” lanjutnya, dilansir dari laman Antara, Jum’at (10/11/2024).
Selain itu, masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama di Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Tak hanya itu, ada juga potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.