Jakarta, Portonews.com – Asian Development Bank (ADB) telah menyetujui pemberian pinjaman senilai 500 juta dolar AS (sekitar Rp7,93 triliun dengan kurs Rp15.864) kepada Indonesia untuk mempromosikan inklusi keuangan.
Program ini bertujuan meningkatkan akses layanan keuangan bagi kelompok rentan di Indonesia, terutama usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), perempuan, kaum muda, dan penduduk di wilayah perdesaan.
“Pinjaman baru ini merupakan subprogram ketiga dari Program Promosi Inklusi Keuangan Inovatif, yang mendukung reformasi berkelanjutan Indonesia menuju sektor keuangan yang lebih inklusif,” ujar Direktur ADB untuk Indonesia, Jiro Tominaga, dalam pernyataannya di Jakarta, Kamis (5/12).
Jiro menjelaskan, program ini berfokus pada tiga bidang reformasi utama: penyempurnaan infrastruktur inklusi keuangan, peningkatan akses layanan keuangan bagi kelompok marjinal, dan penguatan kerangka perlindungan konsumen melalui pemanfaatan teknologi dan inovasi keuangan.
Dengan dukungan makroekonomi yang kuat dan kerangka kebijakan stabilitas keuangan, inklusi keuangan di Indonesia diharapkan semakin berkembang, termasuk di daerah terpencil, melalui upaya berkelanjutan yang memanfaatkan teknologi digital.
“Melalui kombinasi inovasi digital dan dukungan yang tepat sasaran bagi kelompok rentan, inisiatif ini akan membantu menciptakan sektor keuangan yang lebih tangguh dan inklusif. ADB berkomitmen mendukung Indonesia dalam mencapai akses keuangan universal,” tambahnya.
Program ini juga membantu memajukan inklusi keuangan di Indonesia melalui berbagai inisiatif penting, seperti perluasan ekosistem keuangan digital, implementasi Blueprint Sistem Pembayaran Bank Indonesia 2025, peningkatan akses keuangan daerah, dukungan bagi UMKM di kawasan timur Indonesia termasuk pengembangan kewirausahaan kaum muda, serta transformasi digital akses keuangan bagi perempuan.
“Melanjutkan dukungan ADB sejak 2020, subprogram ketiga ini mengatasi berbagai tantangan baru, termasuk dampak perubahan iklim terhadap populasi terpinggirkan, guna meningkatkan kesehatan dan ketahanan finansial mereka,” jelas Jiro Tominaga.
ADB sendiri berkomitmen untuk mewujudkan Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, serta terus berupaya memberantas kemiskinan ekstrem. Didirikan pada tahun 1966, ADB dimiliki oleh 69 anggota, dengan 49 di antaranya berada di kawasan Asia dan Pasifik.