Jakarta, Portonews.com-Rumah Sakit Royal Progress (RSRP) memperkuat dedikasi pelayanan kesehatan terintegrasi bagi masyarakat dengan menghadirkan teknologi medis terkini, yaitu Digital Subtraction Angiography (DSA).
Teknologi terapan ini menghadirkan terobosan signifikan dalam bidang kedokteran vaskular dengan memberikan gambaran yang sangat jelas tentang keadaan pembuluh darah pasien sehingga diagnosis dan pengobatan dapat dilakukan dengan lebih tepat, efektif, dan aman.
Di tengah kemajuan teknologi, saat ini DSA bisa mendeteksi kelainan pada pembuluh darah secara lebih jelas dan terukur, sehingga diagnosa dan pengobatan yang diberikan oleh dokter dapat dilakukan dengan lebih tepat. RSRP merupakan salah satu rumah sakit di kawasan Jakarta Utara yang menyediakan layanan dokter subspesialis Radiologi Intervensi beserta dengan teknologinya secara lengkap.
Selama 32 tahun mengabdi melayani kesehatan masyarakat, RSRP tidak pernah berhenti menerapkan inovasi dan teknologi medis terkini. Kehadiran teknologi DSA sebagai salah satu layanan unggulan RSRP menjadi suatu langkah besar sekaligus mempertegas komitmen dalam memberikan layanan kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi.
“Meningkatkan komitmen di layanan kesehatan bukan hanya kami tunjukkan melalui kehadiran dokter spesialis dan subspesialis yang berkompeten di bidangnya, namun juga dari kemajuan teknologi layanan penunjang. Harapan kami, masyarakat sekitar khususnya mereka yang berdomisili di Jakarta Utara, bisa mendapatkan kemudahan akses pengobatan terbaik untuk menangani permasalahan pada pembuluh darah melalui inovasi DSA di rumah sakit kami,” kata dr. Ivan R. Setiadarma, MM, Direktur Utama Rumah Sakit Royal Progress.
Secara medis, ada dua tujuan DSA yaitu untuk diagnostik dan teurapetik. Sebagai diagnostik, prosedur DSA memungkinkan deteksi dan evaluasi berbagai kondisi termasuk stroke, pembuluh darah yang memberi makan sel tumor, penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah, penilaian aliran darah, kelainan dinding pembuluh darah, hubungan tidak normal antara pembuluh darah arteri dan vena, serta gangguan pembuluh darah lainnya. Sedangkan sebagai fungsi teurapetik,
DSA dilakukan sebagai tindakan pengobatan pada pembuluh darah yang abnormal yaitu dengan cara memasukkan obat, alat, maupun implan pada pembuluh yang dituju. DSA juga digunakan sebagai terapi pelengkap sebelum menjalani operasi. Saat pasien menjalani DSA dengan tujuan diagnostik, tidak tertutup kemungkinan perlunya dilanjutkan dengan tindakan intervensi terapeutik selama prosedur berlangsung
dr. Kevin Julius Tanady, Sp.Rad, Subsp.RI (K), selaku dokter spesialis Radiologi Konsultan Radiologi Intervensi RS Royal Progress menyampaikan bahwa teknologi DSA terkini membawa inovasi dalam visualisasi pembuluh darah. DSA sebagai bagian dari tindakan bedah minimal invasif (minim sayatan), memberikan kemudahan dan keakuratan dari sisi penegakan hasil diagnosa medis. Teknologi ini dapat memberikan gambaran yang akurat, termasuk membantu penanganan penyakit stroke akut.
“DSA dapat dilakukan saat pasien membutuhkan penegakan diagnosa di beberapa kondisi seperti adanya kelainan atau gangguan antara arteri dan vena, diprediksi adanya penyakit pada pembuluh darah, termasuk penyumbatan atau penyempitan pada lumen (bagian dalam) arteri dan vena, pelebaran abnormal pada pembuluh darah (aneurisma), serta adanya tumor yang berasal dari pembuluh darah,” ujarnya.
Selain untuk penggunaan diatas, DSA juga kerap digunakan mengevaluasi sistem pembuluh darah pada tumor kanker dan pemberian obat kemoterapi secara langsung ke sel tumor sehingga dapat meminimalisir timbulnya efek samping akibat obat kemoterapi. Yang tak kalah penting, DSA juga dapat memberikan panduan visual untuk prosedur intervensi, seperti angioplasti (pembalonan) dan pemasangan ring pembuluh darah.
Seiring kemajuan teknologi, prosedur DSA dapat dilakukan dengan langkah yang lebih aman dan minimal sayatan. Pasien akan dibaringkan pada meja pemeriksaan angiografi, mendapatkan pembiusan secara lokal ataupun bius total sesuai kondisi, sambil dipantau organ vitalnya oleh tim medis. Melalui kateter khusus, dokter akan menyuntikkan cairan kontras ke dalam bagian tubuh pasien yang akan diperiksa.
Dengan menggunakan sinar X, dokter akan memantau perjalanan kontras melalui pembuluh darah dan mengevaluasi kondisi vaskular pasien. Saat pemeriksaan dinyatakan selesai, dokter akan langsung melakukan hemostasis pada lokasi penyuntikan untuk menghentikan perdarahan. Setelah proses pemeriksaan selesai, pasien diharuskan beristirahat dengan posisi terlentang selama 4 hingga 6 jam. Tim medis akan melakukan pengamatan terhadap kondisi kesehatan pasien, khususnya komplikasi pada lokasi bekas suntikan.
Setelah tindakan vaskular, DSA dapat digunakan untuk memantau hasilnya dan memastikan bahwa perbaikan yang diinginkan telah tercapai. DSA juga dapat membantu mengidentifikasi dini adanya komplikasi seperti pendarahan atau pembekuan darah yang dapat terjadi selama atau setelah tindakan vaskular. Dengan teknologi digital terkini, dosis radiasi dapat diatur sedemikian rupa untuk meminimalkan risiko paparan radiasi pada pasien.
Kehadiran teknologi DSA di RS Royal Progress membuka akses lebih luas bagi masyarakat sekitar untuk mendapatkan kemudahan akses terhadap pengobatan terbaik dibawah pengawasan dokter spesialis unggulan. Dengan fasilitas dan sarana prasarana mumpuni, serta dukungan dari tenaga medis profesional bersertifikat yang ahli di bidangnya, RS Royal Progress memiliki misi untuk mencegah, mengobati, dan mendukung proses pemulihan kesehatan bagi seluruh pasien.