Jakarta, Portonews.com – PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) mempercepat pengembangan hidrogen hijau guna mendukung agenda transisi energi nasional dan mencapai target net zero emission (NZE) pada tahun 2060. Langkah-langkah strategis ini disampaikan oleh Direktur Gas dan BBM PLN EPI, Rakhmad Dewanto, dalam forum Mutual Construction China-Indonesia 2024.
Pada acara Mutual Construction China-Indonesia Forum 2024, Rakhmad Dewanto, Direktur Gas dan BBM PLN EPI, menjelaskan berbagai strategi yang diterapkan PLN EPI untuk mempercepat adopsi hidrogen hijau di sektor energi nasional.
“PLN berkomitmen untuk berada di garis depan dalam pengembangan hidrogen hijau di Indonesia,” ungkap Rakhmad dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Rakhmad telah memberikan penjelasan bahwa PLN EPI berkomitmen untuk menyediakan energi hijau untuk konsumsi rumah tangga, sambil juga berusaha untuk membangun infrastruktur dan teknologi yang dapat memposisikan Indonesia sebagai aktor penting dalam ekosistem hidrogen hijau di tingkat global.
Grup PLN telah berhasil mengembangkan beberapa proyek penting dalam bidang hidrogen hijau, salah satunya adalah pembangunan pabrik hidrogen hijau di Kamojang. Pabrik ini merupakan pabrik hidrogen hijau geothermal pertama di Asia Tenggara, dengan kapasitas produksi mencapai 12 kilogram per hari atau sekitar 4,68 ton per tahun. Ini menunjukkan komitmen kuat PLN dalam mendorong inovasi energi berkelanjutan.
Pusat Hidrogen Senayan menerima pasokan hidrogen hijau dari fasilitas ini, yang berfungsi untuk mendukung penelitian dan pengembangan PLN serta memenuhi kebutuhan energi bersih untuk sektor transportasi dan industri. Hidrogen hijau ini juga disalurkan ke stasiun pengisian bahan bakar hidrogen, hydrogen refueling stations (HRS) pertama di Indonesia yang berlokasi di Senayan.
“Di mana pembangunan hydrogen refueling stations (HRS) ini adalah wujud komitmen PLN untuk membangun ekosistem mobilitas hidrogen berkelanjutan di Indonesia. Fasilitas ini mendukung permintaan transportasi bersih yang terus meningkat dengan mengubah hidrogen hijau menjadi energi yang dapat digunakan untuk kendaraan bertenaga hidrogen, menawarkan pengalaman pengisian bahan bakar yang serupa dengan stasiun konvensional. Ini adalah bagian dari kontribusi kami untuk mengurangi gas rumah kaca secara signifikan,” ungkap Rakhmad.
Inisiatif ini berjalan seiring dengan tujuan Pemerintah Indonesia untuk mempercepat transisi energi, mengurangi emisi karbon, dan mendorong penggunaan energi terbarukan. Hidrogen hijau dilihat sebagai solusi jangka panjang yang bukan hanya ramah lingkungan, tetapi juga mampu memenuhi kebutuhan energi yang terus bertambah di masa mendatang.
PLN EPI berambisi untuk memperbesar kapasitas dan penggunaan hidrogen hijau di masa mendatang. Mereka melihat adanya potensi besar dalam pengembangan kendaraan yang ditenagai hidrogen, generator bahan bakar sel, dan integrasi yang lebih mendalam dengan sumber energi terbarukan seperti tenaga matahari dan angin.
“Proyek ini bukan hanya sebuah pencapaian teknologi, tetapi juga wujud komitmen kami terhadap masa depan yang lebih bersih dan hijau untuk Indonesia,” jelas Rakhmad, dilansir dari ANTARA, Kamis (17/10/2024).
Rakhmad menegaskan bahwa kerjasama adalah elemen penting untuk mencapai tujuan ini. Transisi energi bukanlah sesuatu yang bisa dicapai secara independen. Oleh karena itu, PLN EPI terus berusaha membangun hubungan kerjasama dengan berbagai pihak, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, untuk mempercepat pengembangan hidrogen hijau dan membentuk ekosistem yang mendukung penggunaan energi bersih di seluruh Indonesia.
Dengan berbagai inisiatif yang telah mereka luncurkan, PLN EPI yakin dapat berperan penting dalam memastikan keberlanjutan energi primer di Indonesia. Ini juga mendukung tujuan global untuk mengurangi emisi karbon dan mempercepat transisi ke energi terbarukan.