Jakarta, Portonews.com – Dalam rangka memperingati Hari Ikan Nasional dan menjadi platform untuk mengangkat pentingnya ikan tilapia sebagai sumber protein berkualitas tinggi yang mendukung ketahanan pangan, dalam forum diskusi bertajuk “Indonesia Tilapia Blue Food” yang diselenggarakan pada 28 November 2024 di Jakarta, Indonesia menegaskan peran penting ikan tilapia sebagai komoditas unggulan dalam sektor perikanan yang berkontribusi besar pada ketahanan pangan Indonesia dan pasar global.
Erwin Dwiyana, Direktur Pemasaran Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, dalam acara tersebut menyampaikan bahwa tilapia tidak hanya kaya akan protein, tetapi juga mengandung omega-3 dan nutrisi penting lainnya. “Ikan tilapia menjadi ikan yang paling banyak dibudidayakan di dunia setelah ikan mas. Tidak hanya kaya akan omega dan nutrisi penting lainnya, tetapi juga memberikan kontribusi besar pada pemenuhan gizi masyarakat dan peningkatan devisa negara,” jelasnya.
Erwin juga mengungkapkan data signifikan terkait perkembangan ekspor ikan tilapia Indonesia. Pada tahun 2023, Indonesia berhasil menyerap 1,43 juta ton tilapia, dengan ekspor mencapai 11.166 ton senilai USD 81,77 juta. Capaian ini menunjukkan pertumbuhan ekspor yang signifikan, dengan nilai yang tumbuh 6,7% dari 2017 hingga 2023. “Untuk menjadi pemain sukses di pasar global, sinergi dan kolaborasi yang solid dari hulu hingga hilir menjadi sangat penting,” tambahnya.
Sejalan dengan itu, Ujang Komarudin, Direktur Ikan Air Tawar di Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, mengungkapkan bahwa tilapia kini menjadi salah satu dari lima komoditas unggulan Kementerian Kelautan dan Perikanan. “Ini adalah peluang besar untuk mendukung ketahanan pangan nasional sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar global,” ujarnya.
Rokhmin Dahuri, Ketua Masyarakat Akuakultur Indonesia, menambahkan bahwa Indonesia berada di posisi kedua sebagai produsen tilapia terbesar di dunia setelah Cina. “Industri tilapia memiliki multiplier effect yang besar, mulai dari penciptaan lapangan kerja hingga peningkatan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Dalam forum yang diselenggarakan oleh Regal Springs Indonesia (PT Aqua Farm Nusantara) bekerja sama dengan U.S. Soybean Export Council (USSEC), hadir pula berbagai pemangku kepentingan penting dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Bappenas, Food and Agriculture Organization (FAO), serta akademisi dari IPB University dan Universitas Sumatera Utara. Forum ini bertujuan memperkuat kesadaran akan pentingnya tilapia dalam menjaga ketahanan pangan global, serta menggali lebih dalam potensi dan tantangan yang dihadapi dalam industri tilapia, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Rudolf Hoeffelman, Presiden Direktur Regal Springs Indonesia, mengungkapkan bahwa forum ini adalah bagian dari upaya kolektif untuk memperbaiki kualitas gizi generasi mendatang. “Ikan tilapia, dengan kandungan protein berkualitas tinggi dan nutrisi penting lainnya, bukan sekadar makanan. Ini adalah fondasi bagi masa depan yang lebih sehat, lebih kuat, dan sumber daya penting untuk membangun generasi emas 2045,” tuturnya.
Forum ini juga menekankan pentingnya keberlanjutan dalam budidaya tilapia yang memenuhi standar internasional. Rudolf menambahkan, “Kami berkomitmen untuk memastikan produk ikan tilapia kami dibudidayakan dan diproduksi selaras dengan prinsip cara budidaya ikan yang baik,” ungkapnya.
Sebagai komoditas ekspor utama di sektor perikanan, tilapia Indonesia diharapkan semakin memperkuat posisinya di pasar global. Forum ini menjadi momentum penting untuk mendorong kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan akademisi guna memperkuat sektor perikanan Indonesia serta meningkatkan kontribusi tilapia dalam ketahanan pangan global.