Jakarta, Portonews.com – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berhasil mempertemukan peternak sapi perah, pengepul, dan industri pengolahan susu untuk meredakan ketegangan yang terjadi setelah munculnya protes dari kalangan peternak dan pengepul.
Dalam pertemuan yang diadakan di Kantor Pusat Kementerian Pertanian pada Senin (11/11), Amran menyatakan bahwa semua pihak telah sepakat untuk berdamai dan bekerja sama untuk memastikan produksi susu dalam negeri dapat terserap dengan optimal.
Sebagai langkah konkret, Kementerian Pertanian akan memberlakukan aturan baru yang mewajibkan industri pengolahan susu menyerap susu dari peternak lokal. “Kami sudah sepakati bersama, seluruh industri wajib menyerap susu peternak,” ujar Amran.
Untuk mendukung kebijakan ini, Kementerian Pertanian akan mengirimkan surat instruksi kepada dinas peternakan di berbagai provinsi dan kabupaten guna memastikan implementasi kebijakan di lapangan. Selain itu, industri pengolahan susu juga diharuskan menyerap susu dalam negeri, kecuali jika ditemukan kerusakan pada produk tersebut.
Amran percaya bahwa kebijakan ini akan meningkatkan semangat para peternak dalam memproduksi susu. Dia juga menekankan pentingnya peran industri bersama pemerintah untuk membina peternak dan membantu meningkatkan kualitas susu lokal.
Langkah ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto, yang ingin pemerintah hadir sebagai penengah, sehingga industri dan peternak dapat tumbuh bersama.
Dalam implementasi kebijakan ini, Kementerian Pertanian akan melakukan evaluasi secara ketat. Saat ini, izin impor lima perusahaan pengolahan susu ditahan sementara, untuk memastikan mereka memenuhi kewajiban menyerap susu dari peternak lokal.
“Kami akan sangat tegas. Jika mereka tidak mematuhi kebijakan ini, kami tidak akan segan mencabut izin impor mereka selamanya,” tegas Amran.
Lebih lanjut, kebijakan ini juga akan diperkuat dengan Peraturan Presiden (Perpres) yang mewajibkan industri untuk menyerap produksi susu lokal. Aturan baru ini diharapkan dapat membalikkan ketergantungan Indonesia pada impor susu yang meningkat tajam sejak krisis ekonomi 1997/1998, yang sebelumnya hanya 40 persen menjadi 80 persen saat ini.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, yang turut hadir dalam pertemuan tersebut, mengapresiasi respons cepat dari Kementerian Pertanian dalam mencari solusi bersama.
“Permasalahan ini adalah tanggung jawab kita bersama, untuk mendukung peternak dan industri susu agar bisa tumbuh bersama,” kata Prasetyo, yang juga menyatakan dukungan penuh untuk mencapai swasembada pangan yang diusung oleh Presiden Prabowo.
Bayu Aji Handayanto, pengepul susu dari Pasuruan yang sebelumnya terlibat dalam aksi protes, mengungkapkan rasa terima kasih kepada pemerintah atas mediasi ini.
“Kami merasa terharu karena aspirasi kami didengar dan direspons dengan cepat oleh Bapak Menteri Pertanian dan jajaran terkait,” ujarnya. Bayu menambahkan, sebelumnya peternak hanya memiliki satu tuntutan, namun pemerintah justru memberikan lebih dari yang mereka harapkan.
Langkah penting lainnya yang diapresiasi adalah rencana memasukkan susu dalam daftar Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting (Bapokting), yang akan memberikan perlindungan lebih bagi peternak lokal.
Dengan adanya komitmen ini, Bayu berharap peternak dapat menunggu perwujudan swasembada susu melalui blueprint dan Perpres yang sedang disiapkan.