Muaro Jambi, Portonews – Kebocoran pipa minyak milik PT Pertamina EP Field Jambi di Desa Sebapo, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi, kembali terjadi. Insiden ini diketahui sebagai akibat dari aksi pencurian minyak dengan membuat sambungan pipa secara illegal (illegal tapping) di KM 18 jalur trunkline Tempino – Kenali Asam.
Pada Selasa, 21 Mei 2024, setelah dilakukan pengusutan di lokasi kejadian, Pertamina EP Jambi Field melaporkan temuan ini ke Polsek Mestong untuk ditindaklanjuti. Aksi pencurian ini diketahui oleh petugas patroli Pertamina yang mendapati ceceran minyak mentah di sepanjang jalur trunkline tersebut.
Langkah Penanganan Pertamina
Setelah memastikan adanya kebocoran akibat illegal tapping, Pertamina EP Jambi Field langsung mengambil tindakan cepat. “Tim langsung diterjunkan ke lapangan untuk mengatasi titik kebocoran terlebih dahulu, kemudian dilakukan pembersihan,” jelas Yusnirizal, Senior Supervisor Main Oil Storage (MOS) Pertamina EP Jambi Field.
Pembersihan ceceran dan rembesan minyak di sekitar lokasi kejadian, termasuk kolam warga yang terdampak, sedang berlangsung. Penanganan oil spill (tumpahan minyak) dilakukan untuk meminimalisir dampak terhadap lingkungan. Pertamina juga memastikan bahwa penanganan ini merupakan upaya preventif agar kejadian serupa tidak terulang.
Dampak dan Kerugian
Kebocoran pipa minyak ini tidak hanya merugikan Pertamina EP Jambi Field tetapi juga berdampak signifikan terhadap masyarakat setempat. Kolam Pemancingan Diva di RT 03 menjadi salah satu lokasi yang paling terdampak. Wahyudi, pemilik kolam tersebut, menyatakan bahwa kebocoran terjadi sejak pagi hari pada Senin, 21 Mei. “Minyak mentah masih memenuhi kolam ikan sampai saat ini,” ujarnya pada Jumat, 24 Mei 2024.
Kerugian yang dialami oleh Kolam Pemancingan Diva diperkirakan mencapai jutaan rupiah. Aktivitas pemancingan tidak dapat berfungsi, dan tempat pemancingan ini tidak bisa digunakan lagi. Hingga kini, proses penyedotan minyak mentah dari kolam masih berlangsung, dilakukan oleh mobil dari Pertamina Hulu Rokan Zona 1 dan PT Joo Putra Pertama.
Koordinasi dan Harapan Warga
Pertamina EP Jambi Field telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengamankan lokasi kejadian. Warga dihimbau untuk tidak membuat api agar tidak terjadi kebakaran yang bisa disebabkan oleh minyak yang bocor. “Kami berkoordinasi dengan polisi untuk mengamankan lokasi kejadian dan menghimbau warga untuk tidak membuat api,” ujar Yusnirizal.
Selain itu, Humas Pertamina Hulu, Afrianto, menyebutkan bahwa pihaknya akan memberikan keterangan resmi terkait kejadian ini. “Besok ya kita keluarkan rilis,” katanya. Sementara itu, warga berharap adanya itikad baik dari Pertamina untuk memberikan ganti rugi atas kerugian yang mereka alami.
Budi, warga RT 03, melaporkan bahwa minyak mentah sudah masuk ke sumurnya, sehingga untuk sementara waktu sumurnya tidak bisa digunakan. “Hal ini sudah kami laporkan ke pihak Pertamina,” tambah Budi singkat.
Insiden ini menimbulkan kekhawatiran bahwa minyak yang bocor dapat meresap ke sumur warga dan merusak ekosistem lokal. Hingga saat ini, warga masih menunggu kepastian dari Pertamina mengenai kompensasi atas dampak kebocoran ini. Pertamina diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan ini dengan tuntas dan mencegah kejadian serupa di masa depan.
Tindak Lanjut dan Investigasi
Muaro Jambi, 25 Mei 2024 – Tindak lanjut atas kebocoran pipa minyak di Mestong kini tengah berlangsung. Pertamina EP Jambi Field menegaskan komitmennya untuk mengatasi dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh kebocoran tersebut. “Kami sedang melakukan investigasi secara menyeluruh dan berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk menangkap pelaku illegal tapping ini,” ujar Yusnirizal.
Pertamina juga membuka ruang musyawarah dengan warga yang terdampak untuk menyelesaikan masalah ini secara bersama-sama. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa semua kerugian yang dialami oleh warga dapat ditangani dengan baik dan transparan.
Kerjasama dengan Warga
Dalam upaya untuk meminimalisir dampak lebih lanjut, Pertamina mengajak warga sekitar untuk lebih waspada dan turut serta dalam menjaga keamanan aset negara. “Kami mengimbau warga untuk melaporkan segera jika menemukan aktivitas mencurigakan di sekitar jalur pipa. Keamanan dan lingkungan kita bersama harus dijaga,” kata Afrianto, Humas Pertamina Hulu.
Warga juga diminta untuk tidak mendekati area yang terdampak kebocoran minyak untuk menghindari risiko kesehatan dan keselamatan. Pertamina berjanji akan terus melakukan pembersihan dan pemulihan lingkungan hingga kondisi kembali normal.
Harapan dan Permintaan Kompensasi
Wahyudi dan warga lainnya yang terdampak sangat berharap agar Pertamina segera memberikan kompensasi atas kerugian yang mereka alami. “Kami berharap Pertamina bisa segera menanggulangi dampak ini dan memberikan kompensasi yang layak. Setiap hari kami kehilangan pendapatan karena aktivitas pemancingan terhenti,” ungkap Wahyudi.
Warga Desa Sebapo juga menyampaikan keprihatinan mereka terhadap kondisi lingkungan yang tercemar. Mereka berharap proses pemulihan bisa berjalan cepat dan efektif agar dampak negatif terhadap lingkungan bisa diminimalisir.
Dampak Lingkungan dan Kesehatan
Selain kerugian ekonomi, kebocoran minyak juga membawa dampak serius terhadap lingkungan dan kesehatan warga. Minyak mentah yang bocor mencemari tanah dan air di sekitar lokasi kejadian, menimbulkan bau menyengat yang dirasakan oleh warga. “Minyak yang bocor ini bisa merusak ekosistem lokal dan berbahaya bagi kesehatan kami,” kata Budi, salah satu warga RT 03 yang terdampak.
Pertamina menyatakan komitmennya untuk membersihkan area yang tercemar dan memulihkan ekosistem yang rusak. “Kami akan melakukan penyedotan minyak dan pembersihan area terdampak secepat mungkin. Semua langkah akan diambil untuk meminimalisir dampak terhadap lingkungan dan kesehatan warga,” tegas Yusnirizal.
Langkah-Langkah Preventif
Sebagai langkah preventif untuk mencegah kejadian serupa di masa depan, Pertamina berencana untuk memperketat pengawasan dan meningkatkan patroli di sekitar jalur pipa. Teknologi pemantauan terbaru juga akan diterapkan untuk mendeteksi kebocoran secara dini dan mencegah aktivitas illegal tapping.
“Kami akan memperkuat pengawasan dan meningkatkan patroli di sekitar jalur pipa. Teknologi pemantauan terbaru juga akan diterapkan untuk mendeteksi kebocoran secara dini,” kata Afrianto. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan kejadian kebocoran minyak akibat illegal tapping dapat diminimalisir dan aset negara dapat terjaga dengan lebih baik.
Pertamina juga mengajak kerjasama dari masyarakat untuk terus menjaga dan melindungi aset negara, serta melaporkan segala bentuk aktivitas illegal yang dapat merugikan negara dan masyarakat. “Kerjasama dari masyarakat sangat penting dalam menjaga keamanan dan kelestarian lingkungan kita bersama,” tutup Yusnirizal.
Tantangan dan Upaya Pemulihan
Muaro Jambi, pipa minyak di Mestong bukan hanya menimbulkan tantangan teknis bagi Pertamina EP Jambi Field, tetapi juga tantangan komunikasi dengan warga. Pertamina terus berusaha untuk meredakan kekhawatiran masyarakat melalui dialog dan transparansi dalam proses pemulihan.
Pertamina menyadari bahwa selain dampak lingkungan, kebocoran ini juga mempengaruhi kehidupan sehari-hari warga. Oleh karena itu, mereka berkomitmen untuk bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan bahwa pemulihan dilakukan secepat mungkin dan dampak negatif bisa diminimalisir. “Kami berusaha sebaik mungkin untuk menanggulangi dampak ini dan menjalin komunikasi yang baik dengan warga,” tambah Afrianto.
Kolaborasi dengan Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah juga turut terlibat dalam penanganan insiden ini. Mereka membantu koordinasi antara warga dan Pertamina untuk memastikan semua kebutuhan masyarakat terdampak dapat terpenuhi. “Kami mendukung penuh upaya Pertamina dalam menangani kebocoran ini dan akan terus memantau perkembangan di lapangan,” ujar Bupati Muaro Jambi, Hj. Masnah Busro.
Pemerintah daerah juga memastikan bahwa langkah-langkah pencegahan di masa depan akan ditingkatkan untuk menghindari insiden serupa. Mereka berencana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga fasilitas umum dan melaporkan setiap kegiatan mencurigakan yang dapat membahayakan lingkungan dan keselamatan.
Catatan
Kasus kebocoran pipa minyak di Mestong, Muaro Jambi ini menunjukkan betapa pentingnya pengawasan ketat terhadap infrastruktur minyak dan gas. Kerjasama antara Pertamina, pemerintah daerah, dan masyarakat menjadi kunci dalam menanggulangi dampak negatif dan mencegah kejadian serupa di masa depan.
Pertamina EP Jambi Field berkomitmen untuk menyelesaikan masalah ini dengan cepat dan transparan, serta memastikan bahwa lingkungan dan masyarakat dapat kembali normal. Dengan berbagai langkah yang telah diambil, diharapkan insiden seperti ini tidak terulang dan aset negara bisa terjaga dengan baik.
“Kami berterima kasih atas kerjasama semua pihak dan berjanji akan terus meningkatkan upaya kami untuk menjaga keamanan dan kelestarian lingkungan,” tutup Yusnirizal.
Saran:
Peningkatan Pengawasan: Pertamina harus meningkatkan pengawasan dan patroli di sepanjang jalur pipa minyak untuk mencegah tindakan illegal tapping. Penggunaan teknologi canggih seperti sensor kebocoran dan drone dapat membantu mendeteksi aktivitas mencurigakan secara dini.
Kolaborasi dengan Masyarakat: Melibatkan masyarakat dalam menjaga keamanan fasilitas minyak dengan memberikan edukasi mengenai dampak pencurian minyak dan cara melaporkan aktivitas mencurigakan. Program pelatihan dan kampanye kesadaran bisa meningkatkan partisipasi aktif warga.
Penegakan Hukum yang Tegas: Pihak berwenang perlu menindak tegas pelaku pencurian minyak untuk memberikan efek jera. Investigasi menyeluruh dan hukuman yang sesuai akan membantu mengurangi insiden illegal tapping.
Komunikasi Transparan: Pertamina harus menjaga komunikasi yang transparan dengan masyarakat terdampak mengenai langkah-langkah pemulihan dan kompensasi. Hal ini penting untuk membangun kepercayaan dan memastikan dukungan dari warga.
Penanganan Lingkungan yang Cepat dan Efektif: Segera membersihkan tumpahan minyak dan memulihkan area yang terdampak untuk meminimalkan kerusakan lingkungan dan risiko kesehatan bagi warga sekitar.
Kesimpulan: Peristiwa kebocoran pipa minyak di Mestong, Muaro Jambi, menyoroti pentingnya pengawasan ketat dan kerjasama antara berbagai pihak untuk menjaga keamanan infrastruktur minyak dan gas. Tindakan illegal tapping yang menyebabkan kebocoran ini telah menimbulkan kerugian ekonomi dan dampak negatif terhadap lingkungan serta kesehatan masyarakat.
Pertamina EP Jambi Field telah mengambil langkah cepat dalam menangani kebocoran dan berupaya untuk membersihkan serta memulihkan area terdampak. Selain itu, pentingnya peran masyarakat dalam menjaga keamanan fasilitas umum dan pelaporan aktivitas mencurigakan juga sangat ditekankan.
Dengan implementasi langkah-langkah preventif yang lebih baik, kolaborasi dengan masyarakat, dan penegakan hukum yang tegas, diharapkan insiden serupa tidak akan terjadi lagi di masa depan. Komitmen Pertamina untuk transparansi dan tanggung jawab lingkungan menjadi kunci utama dalam menyelesaikan dan mencegah masalah ini.